Rendahnya Serapan APBN Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi Kepri
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 26-07-2017 | 19:02 WIB
Heru-Pudyo-Nugroh.gif
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Kepri, Heru Pudyo Nugroho (Foto: Charles Sitompul)

?BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Rendahnya serapan belanja pegawai, barang, modal, dan sosial, serta alokasi dana khusus dari APBN pada kantor dan lembaga di Kepri pada Semester I tahun 2017, ternyata berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kepri.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Kepri, Heru Pudyo Nugroho, mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong dan menginisiasi sejumlah Satuan Kerja, khususnya pada Lembaga dan Kantor yang mempunyai alokasi dana besar di APBN.

"Dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, kami terus mendorong dan menginisiasi Satuan Kerja, Lembaga dan Kantor perbantuan serta pemerintah daerah di Kepri," ujarnya pada sejumlah wartawan di Tanjungpinang, Rabu (26/7/2017).

"Target Nasional di semester pertama, serapan anggaran seharusnya 40 persen. Tapi kenyataanya hingga 31 Juni 2017, capaian penyerapan baru 33,25 persen," jelasnya.

Dari inisiasi yang dilakukan, tambah Pudyo, sejumlah masalah dan kendala yang dihadapai Kantor, Lembaga dan Satuan Kerja di Kepri dalam pelaksanan kegiatan infrastruktur, terkendala mengenai lahan yang pembebasannya belum free and clean.

Permasalahan lahan pada pembangunan sarana infrastruktur yang didanai dari APBN 2017 terjadi pada proyek Bandara Letung di Anambas, Bandara Dabo kemudian Bandar Udara Tambelan serta proyek Pembangunan Waduk Seigong.

"Untuk proyek Waduk Seigong, sejak kunjungan Presiden kemarin, sebenarnya sudah ada peningkatan dengan progress fisik yang sudah mencapai 45 persen dan realisasi keuangan 30 persen dari total anggaran nilai kontrak Rp90,5 miliar," sebutnya.



Sebagaimana diketahui, proyek waduk tampungan air Seigong Batam, merupakan proyek strategis Nasional, yang pelaksanaanya dilaksanakan secara multi years 2015-2018 dengan total pagu dana Rp238 miliar.

Sementara proyek pembangunan jalan fly over Simpang Jam, Batam, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan progresnya sudah bagus. Hingga Juni 2017, realisasi fisik proyek Pekerjaan Jalan Nasional (PJN) Pusat itu telah mencapai 59,36 persen fisik dan progres keuangan sebesar 66.15 persen.

"Proyek ini dialokasikan dari DIPA PJN Kementerian PU dengan alokasi dana Rp100,78 miliar dengan skala proyek multi years. Kontraktor pelaksana juga menyatakan optimis dengan target 31 Desember 2017 pengerjaan fly over tersebut akan siap dilaksanakan," ujarnya.

Sedangkan, capaian progres kegiatan lain yang belum menggembirakan, dikatakan Pudyo, terdapat dalam ketegori proyek strategis Bandar Udara, di mana realisasi anggarannya per 30 Juni 2017 ada di angka  17,55 persen.

Hal ini ini disebabkan belum maksimalnya penyerapan anggaran untuk kegiatan pembangunan di Bandara Dabo, Bandara Letung dan lanjutan pekerjaan tanah Bandara di Tambelan.

Editor: Udin