Tahun ini, Kuota BBM Subsidi Kepri 150.607 Kiloliter
Oleh : Ismail
Senin | 10-07-2017 | 19:14 WIB
penyaluran-BBM.gif
Ilustrasi penyaluran BBM (Sumber foto: nawacita.co)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Pusat melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH-Migas) menetapkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 sebesar 150.607 Kiloliter (KL). Jumlah tersebut sudah termasuk dua bahan bakar bersubsidi, yakni 124.415 KL untuk solar, sementara sisanya 26.192 KL kerosene/minyak tanah.

Kepala Seksi Energi Dinas Pertambangan, Energi dan ESDM (Distamben) Provinsi Kepri, Rio memaparkan, kuota BBM subsidi jenis solar tersebut mengalami pengurangan sebesar 18.187 KL dari tahun 2016. Tahun lalu, Kepri mendapatkan kuota solar subsidi sebesar 142.602 KL.

"Kalau untuk minyak tanah mengalami peningkatan sebesar 1.196 KL dari tahun lalu. Tahuh lalu, kuotanya hanya 24.996 KL," ungkapnya saat ditemui di Kantor Distamben Kepri, kawasan Dompak, Senin (10/7/2017).

Ia mengatakan, dari tujuh kabupaten/kota di Kepri, Kota Batam mendapatkan kuota tersebar solar bersubsidi dengan total 49.738 KL. Lalu, Bintan dengan jumlah 22.468 KL, Karimun 17.319 KL, Tanjungpinang 14.821 KL, Lingga 7.680 KL, Natuna 6.923 KL, dan Anambas 5.466 KL.

Sementara untuk realiasasinya, lanjut Rio, dalam satu tahun, dari tujuh kabupaten/kota yang paling banyak pemakaian migas adalah Kota Batam. Pada tahun 2016, realisasi pemakaian sebesar 84 persen.

"Kalau untuk semester, tahun ini kami belum dapat laporannya. Karena, yang menangani itu pihak Pertamina," ujarnya.

Sementara itu, untuk kuota mitan, dikatakan Rio, jumlah kuota tersebut hanya diperuntukkan pada tiga wilayah. Yakni, Kabupaten Natuna, Anambas, dan Lingga.

Ia menambahkan, mulai tahun 2017 ini, pemerintah tidak memberikan kuota untuk BBM bersubsidi jenis premium (bensin-red). Kuota tersebut, diberikan kepada Pertamina sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang pengelolaan migas.

"Kalau untuk premium, tahun ini tidak ada. Itu menjadi kewenangan Pertamina. Karena, peralihan dari subsidi ke non subsidi," tukasnya.

Editor: Udin