Kisah Pilu TKW Illegal Saat Hendak Mudik
Oleh : Harjo
Sabtu | 17-06-2017 | 08:00 WIB
Derita_TKW_Ilegal.jpg
TKW dan TKI yang pulang secara illegal dari Malaysia saat diamankan saat berada di dermaga Fasharkan TNI AL Mentigi Bintan. (Foto: Harjo)

TAK selamanya mengais rezeki di negeri orang berbuah manis. Meski sudah memperjuangkan hidupnya untuk lebih baik, dengan mengorban segalanya, termasuk nyawa. Bagaimana kisah para TKW yang mengaiz rezeki di negeri jiran itu? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Harjo.



Perjuangan hidup para Tenaga Kerja Indonasia (TKI) tidak hanya saat berangkat ke negeri jiran, tapi saat pulang pun harus berjuang. Bahkan, diantara yang baru pulang dari Malaysia, Jumat (17/6/2017), sebanyak 35 orang diamankan oleh TNI AL di perairan Bintan.

Kepada BATAMTODAY.COM, salah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) illegal yang diamankan TNI AL di perairan Karang Galang, Nani (19) --TKW asal Bengkalis, Provinsi Riau, saat ditemui di Dermaga Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjunguban, menuturkan, walau pun dirinya sempat menjadi istri dari lelaki warga negara Malaysia dan sudah dikaruniai satu orang anak dan sudah 4 tahun berada di Malaysia, tapi tidak menjadi jaminan.

Buktinya, saat dirinya hendak pulang ke kampung halamannya, untuk bertemu dengan buah hatinya saat Lebaran nanti, harus menempuh berbagai tantangan yang sangat berat. Karena saat pulang, harus memilih jalur gelap alias tidak resmi.

"Kami saat hendak pulang ke Indonesia, harus membayar uang keamanan kepada oknum tertentu sebesar 500 ringgit atau setara dengan Rp 1.400.000. Itu belum ditambah biaya lainnya hingga bisa menyebrang menggunakan kapal atau speed boat," ungkapnya.

Setelah membayar uang keamanan, meraka harus kembali membayar biaya termasuk untuk hiaya speed boat sekitar 300 ringgit atau setara Rp 840.000. Baru bisa dibawa tekong kapal yang sudah menunggu di tempat yang sudah ditentukan oleh para calo TKI illegal.

Perjalanan menggunakan jasa transpotasi laut illegal ini, karena memang tidak ada pilihan lain mengingat tidak memiliki dokumen seperi paspor, visa dan permit, jelas akan terkena sanksi dari berat dari Imigrasi yang berat negara tersebut.

Artinya, memilih menjadi TKI illegal jelas pilihan yang sangat berat. Yang jelas, apabila tertangkap aparat negara tersebut, akan mendapatkan sanksi berat. Sebaliknya saat memilih pulang secara illegal, maka dua kemungkinan yang terjadi. Selain selalu diperdaya oleh pihak tertentu, saat di laut juga hanya bergantung pada kondisi ramahnya ombak. Kalau tidak, nyawa pun bisa hilang. Itu pun kalau bisa selamat dari pengawasan aparat.

Hal ini jelas baru salah satu contoh TKW yang bisa selamat hingga ke tanah air, yang berhasil diamankan oleh anggota TNI AL saat mengarungi perjalanan laut dengan menggunakan speed boat.

Perjalanan TKW seperti ini masih bisa dibilang bagus karena masih selamat ke tanah air. Walau pun sudah tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan saat berangkat untuk mengais rezeki di negeri orang yang bercita-cita untuk memperbaiki hidup keluarga.

Mengingat cerita para TKI hampir banyak yang serupa, bahkan ada yang lebih parah, karena menjadi TKI illegal justru karena tertipu oleh para ulah oknum yang mengaku dari agen penyalur tenaga kerja. Dimana setelah diminta sejumlah uang oleh pihak tertentu, namun saat diberangkat justru menjadi tenaga kerja tidak resmi.

Artinya, selain uang sudah dikuras habis dengan berbagai alibi, nasibnya untuk menjadi TKI pun terancam. Bahkan tidak ubah pergi ke negeri orang hanya mengantarkan kesalahan yang bisa berujung kehilangan nyawa. Kejadian seperti ini jelas sudah banyak disampaikan oleh para mantan TKI illegal sebelumnya.

Namun sebuah pertanyaan tetap ada dan belum terpecahkan, karena hingga saat ini menjadi TKI atau TKW secara illegal ke negara lain sekali pun, masih menjadi pilihan masyarakat kita. Apakah menjadi TKI illegal ke nagara orang lebih menjanjikan atau karena sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan yang menjadi alasan, hingga terpaksa untuk menjadi TKI illegal.

Jelas ini sebuah pekerjaan rumah terutama bagi aparat di negara ini, sehingga tumbuhnya kesadaran, bahwa menjadi TKI illegal bukanlah pilihan yang baik. Justru akan mendapatkan masalah baru yang sangat fatal. Bukan rahasia lagi, kalau tenaga kerja illegal tidak hanya kehilangan harta dan benda, namun nyawa pun melayang.

Editor: Dardani