O2SN Tingkat SMA di Tanjungpinang Masih Kampungan, Wali Murid Kecewa
Oleh : Habibi Khasim
Jum'at | 28-04-2017 | 12:03 WIB
o2-01.gif

Salah satu cabang olahraga yang diperlobakan dalam O2SN. (Foto: Habibi Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wali Murid, salah satu atlet berprestasi di SMA Negeri 1 Tanjungpinang mengaku sangat kecewa dengan penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Menurutnya, sistem dalam O2SN itu masih kampungan alias curang.

 

Wali Murid atas nama Apeng, mengaku ada dugaan kecurangan yang sangat krusial dalam seleksi atlet O2SN, khususnya cabang Bulu Tangkis. Pasalnya, dari semua cabang, baik itu tingkat Sekolah Dasar (SD) Putra dan Putri, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Putra dan Putri, hanya tingkat SMA Putra yang tidak diseleksi.

"Saya bisa dibilang bukan menduga, tapi tau benar faktanya, hanya saja karena bukti belum cukup, jadi saya menduga. Sangat aneh menurut saya, di tingkat SMA cabang Putra, bulu tangkis tidak dilakukan seleksi, sementara Putri diseleksi. Ada indikasi kecurangan yang sangat krusial di sini," tutur Apeng saat menemui wartawan, Jumat (28/4/2017).

Apeng yang anaknya sangat antusias ingin mengikuti seleksi O2SN tingkat SMA untuk cabang Bulu Tangkis, harus kecewa karena panitia menyatakan tidak mengadakan seleksi cabang Bulu Tangkis Putra tingkat SMA.

"Alasannya tidak jelas, ada yang bilang sudah ditunjuk dari Provinsi. Kemudian alasannya tidak ada anggaran untuk lakukan seleksi. Kita curiga, mereka menunjuk salah satu peserta yang saat ini berlatih di Jakarta berinisial Yn. Karena anak ini anaknya pengurus persatuan Bulu Tangkis di Tanjungpinang," tutur Apeng.

Apeng mengatakan, jika memang tidak ada anggaran, pihaknya siap mensponsori, asal seleksi dapat dilakukan. Jika memang benar, Yn telah ditunjuk, Apeng mengaku ini sangat tidak adil dan bahkan merusak motivasi anaknya.

"Yn ini adalah atlet ganda putra, sementara yang akan diseleksi adalah single. Saya kira sangat tidak tepat, meskipun bisa bermain," tutur Apeng.

"Saya lebih senang jika Yn menang dari seleksi, kalau anak saya kalah bertanding, saya puas. Tapi bukan begini caranya. Ini tidak adil, bahkan memupuskan motivasi atlet lain. Sangat norak dan kampungan jika masih menggunakan cara seperti itu," tutur Apeng.

Apeng mengharapkan, pemerintah tidak semena-mena dengan kekuasaan yang mereka punya. Pasalnya, ini merupakan ajang tahunan yang sangat baik untuk pengembangan bakat anak.

Jika dilakukan dengan cara tidak adil, maka atlet Tanjungpinang akan pupus dan hilang, kata pengusaha properti ini.

Terkait hal ini, BATAMTODAY.COM mengkonfirmasi kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Tanjungpinang, Gunawan Grounimo. Akan tetapi, menurut dia, merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dalam Undang-Undang (UU) tersebut dicantumkan soal pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Salah satunya adalah pembagian urusan pemerintahan bidang pendidikan.

"Peralihan pengelolaan didasarkan pada UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pengganti UU Nomor 32 Tahun 2004 bahwa manajemen pengelolaan SMA dan SMK berada di tangan pemerintah provinsi. Sementara pemerintah kabupaten kota hanya menangani sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP)," terang Gunawan saat dihubungi, Jumat (28/4/2017).

Gunawan mengaku, saat ini pelaksanaan tingkat SD dan SMP berjalan lancar, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

"Itu ke Provinsi, kalau kita sudah sesuai dengan juklak dan juknis, tidak ada masalah," tutur Gunawan.

Terkait hal ini, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah pun angkat bicara. Untuk O2SN, menurut dia harusnya dilakukan dengan Arif. Pasalnya, ini menyangkut atlet Tanjungpinang yang juga prestasinya banyak. Pihak penyelenggara, menurut Lis harusnya mengkomunikasikan hal ini kepada pihak-pihak terkait.

"Ya kalau tidak ada dana, komunikasi, lakukan yang sederhana. Ini memang menjadi polemik, karena pengalihan wewenangnya masih belum siap. Harusnya, saling koordinasi. Toh saat kami melakukan tidak ada masalah," tutur Lis saat ditemui, Jumat (28/4/2017).

Mengenai hal ini, BATAMTODAY.COM belum dapat menghubungi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu, Kepala SMA Negeri 1 pun belum dapat dikonfirmasi.

Editor: Gokli