Antisipasi Inflasi Jelang Lebaran

TPID Tanjungpinang Jajaki Kerjasama dengan Pemerintah Sumut
Oleh : Habibi Khasim
Sabtu | 01-04-2017 | 11:27 WIB
TPID-01.gif

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang melakukan penjajakan kerjasama pada dua daerah sentra komiditi sayur dan buah di Kabupaten Batu Bara serta Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang melakukan penjajakan kerjasama pada dua daerah sentra komiditi sayur dan buah di Kabupaten Batu Bara serta Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Penjajakan kerjasama itu sebagai antisipasi lonjakan harga jelang Ramadhan dan Idul Fitri yang dilakukan sejak Rabu (29/3/2017).

 

Penjajakan kerjasama tersebut dilakukan oleh Tim yang tergabung dalam TPID Kota Tanjungpinang yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terintegrasi mengurusi hal tersebut. Selain itu juga turut serta ketua dan anggota Komisi II DPRD Kota Tanjungpinang Mimi Bety, Petrus Sitohang dan Rosiani.

Syahrul mengatakan bahwa inflasi yang stabil dan tidak besar membuat daya beli masyarakat bertambah tinggi. Kota Tanjungpinang melalui TPID telah berhasil menekan angka inflasi sejak tahun 2014 pada angka 7,49 menjadi 3,06 pada tahun 2016. Pada tahun 2016 ini juga TPID Kota Tanjungpinang berhasil menjadi nominator TPID terbaik pada Rakornas TPID.

"Upaya- upaya yang dilakukan TPID untuk menekan inflasi adalah dengan mengelola ekspektasi melalui berbagai media, melakukan upaya kestabilan harga komoditas volatile food, meredam gejolak harga melalui konsolidasi rencana aksi oleh instansi terkait, melakukan inisiasi gerakan nyata dalam mengendalikan inflasi , mendorong pengembangan pertanian terpadu sebagai basis produksi daerah, mengarahkan capaian inflasi Tanjungpinang terjangkau pada target inflasi nasional tahun 2017 sebesar 4 persen serta menyusun roadmap pengendalian inflasi Kota Tanjungpinang," papar Syahrul.

Terkait hal tersebut, kata Syahrul, dalam 2 tahun terakhir cabai merah dan cabai rawit merupakan komoditas penyumbang inflasi yang dominan di Tanjungpinang. Untuk itulah, sambungnya, tim melakukan penjajakan kedaerah surplus cabai khusunya serta sayur dan buah dalam upaya antisipasi ketidak stabilan harga.

Wakil Wali Kota Batu Bara, Hari Numengroho yang menyambut syahrul dan rombongan dari Tanjungpinang mengharapkan kerjasama antara Pemkab Batu Bara untuk cabai dapat segera dilaksanakan, mengingat harga cabai di daerah ini masih rendah pada saat panen raya hanya Rp7.000/Kg, sedangkan saat ini cabai merah diharga Rp10.000/Kg.

“Dengan adanya kerjasama ini akan membantu para petani dan juga Kota Tanjungpinang,” ujar Hari.

Keinginan yang sama juga disampaikan Wakil Bupati Karo, Cory S. Sibayang. Cory dan jajaraannya berharap agar segera dilakukan kerjasama ke dua daerah karena daerah ini juga sebagai sentra sayur dan buah. Dikatannya dengan terjadinya letusan gunung Sinabung membuat lahan diseputar Karo menjadi subur sehingga sayur dan buah juga surplus.

Setelah melihat langsung ke daerah penghasil, Syahrul mengatakan dalam waktu dekat TPID Kota Tanjungpinang akan segera menghitung biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian produk pertanian dari daerah produsen serta biaya transportasi hingga sampai ke Tanjungpinang dan direncanakan pada awal April MoU sudah dapat dilaksanakan mengingat tidak lama lagi akan memasuki Ramadhan dan Idul Fitri perlu dilakukan upaya pengendalian stabilitas harga.

Pada kesempatan itu juga Syahrul tidak hanya memaparkan upaya-upaya Kota Tanjungpinang dalam menjaga stabilitas harga, akan tetapi juga melakukan promosi akan objek wisata religi, wisata alam dan wisata kuliner yang ada di Kota Gurindam Negeri Pantun serta adat Melayu yang kental di negeri ini. Kedua kabupaten tersebut tanpak tertarik dengan pemaparan tersebut dan berkeingan melihat langsung Kota Tanjungpinang.

Editor: Gokli