Angka Pengangguran di Tanjungpinang Makin Tinggi, Pemerintah Belum Punya Solusi
Oleh : Habibi Khasim
Senin | 27-03-2017 | 08:12 WIB
ade.jpg

Wakil Ketua I DPRD Tanjungpinang, Ade Angga. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wakil Ketua I DPRD Tanjungpinang, Ade Angga mengungkapkan, angka pengangguran di Kota Tanjungpinang cukup tinggi. Menurut data dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang, selama 2017 sudah ada sekitar 300 orang.

 

Sayangnya, saat angkat pengangguran makin tinggi, Pemerintah Kota Tanjungpinang ternyata belum memiliki solusi untuk itu. Untuk menciptakan lapangan pekerjaan, harus ada program pemerintah Kota Tanjungpinang. Karena lapangan pekerjaan bukan semata-mata harus menggunakan lamaran, melainkan mereka harus menciptakan lapangan pekerjaan itu.

"Seperti melahirkan wirauhusawan-wirausahawan yang baru, memanfaatkan badan latihan kerja, bengkel, menciptakan UKM-UKM yang kreatif. Intinya harus menciptakan lapangan pekerjaan baru dan harus fokus. Karena kalau tidak fokus, maka jumlah pengangguran nantinya akan bertambah," kata Ade Angga, Minggu (26/3/2017).

Terkait penyebab semakin bertambahnya pengangguran di Tanjungpinang, Ade menghubungkan juga dengan lesunya investasi di Tanjungpinang, sehingga tidak ada lapangan kerja baru. Menurut Ade, jika saja ada 2-3 investor yang dapat masuk ke Tanjungpinang, itu sudah sangat membantu mengurangi pengangguran.

"Tapi mau bagaimana lagi, sarana dan prasarana tidak memadai, itu yang menyebabkan investor enggan ke Tanjungpinang. Sementara, setiap tahun tamatan SMA dan Universitas serta sekolah Tinggi ribuan orang, sampai sekarang belum ada solusinya," tutur Ade.

Sebenarnya, kata Ade, pengangguran ini harus menjadi pemikiran pemerintah. Pasalnya, kewajiban sekolah juga harus diimbangi dengan terjaminnya pekerjaan setelah itu.

"Karena setelah tamat, mereka ingin bekerja kemana dan itu harus kita pikir, karena jumlahnya belasan ribu. Kalau pemerintah tidak punya program melanjutkan atau menjembatani mereka setelah tamat, maka mereka akan menjadi pengangguran-pengangguran yang baru," kata Ade.

Tingginya penggangguran juga berdampak terhadap angka kemiskinan, kata Ade menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Tanjungpinang pada Juli 2016, angka kemiskinan di Tanjungpinang capai 10,196 rumah tangga.

"Dan itu naik dari 8.495 rumah tangga miskin pada tahun 2013 lalu. Dan ini menjadi PR pemerintah Kota Tanjungpinang kedepan yang harus dipikirkan," ucap Ade.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang, Omrani, mengatakan untuk jumlah pengangguran terbanyak ada di tahun 2015, yaitu sekitar 844 orang. Sementara pada tahun 2016, jumlah pengangguran di Tanjungpinang berjumlah 195 orang.

"Turunnya angka pengangguran di tahun 2016 lalu disebabkan adanya penerimaan karyawan yang melamar di Mall Tanjungpinang City Center. Dan itu kita sangat tertolong sekali. Namun ditahun 2017 ini bertambah lagi, ada hampir 300 orang pengangguran di Tanjungpinang,” terang Omrani saat dihubungi, Minggu (26/3/2017).

Mantan pejabat di Satpol PP Tanjungpinang inj mengatakan, solusi permasalahan tenaga kerja di Tanjungpinang sekarang ini masih berupa gagasan peningkatan keahlian individu. Hal itu dilakukan dengan melakukan pelatihan menjahit, perbengkelan, dan membuat kue kering yang rencana dilakukan di 2017 ini.

Omrani mengakui bahwa dalam waktu dekat, memang belum ada perusahaan yang akan masuk Tanjungpinang. Maka dari itu, pelatihan tersebut untuk mengantisipasi angka pengangguran di Tanjungpinang.

“Perusahaan besar tidak ada, sehingga pelatihan ini kami usulkan untuk mengantisipasi awal kondisi pengangguran di Tanjungpinang. Semoga dengan pelatihan ini, mereka bisa mandiri dan menjadi wirausaha,” katanya.

Editor: Dardani