Pantun Diusulkan Jadi Warisan Budaya Dunia
Oleh : Ismail
Jum'at | 10-03-2017 | 19:14 WIB
penyerahan-berkas-PAntun.gif

Penyerahan berkas pengajuan Pantun secara simbolis sebagai warisan budaya dunia dari Pemprov Kepri diwakili Asisten Bidang Pemerintah Kepri kepada Direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemndikbud RI, Najamudin Ramli.(Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI mengusulkan, Pantun Melayu sebagai warisan budaya dunia ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemndikbud RI, Najamudin Ramli, menyebutkan, pengusulan Pantun ini untuk menegaskan bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang luhur. Agar dapat membangun karakter akhlak bangsa demi mewujudkan kesantunan serta budi pekerti anak bangsa.

"Pantun memiliki kata-kata yang bermakna intisari pembelajaran akhlak yang mulia. Maka harus dijaga agar tidak punah dimakan kemajuan," ungkapnya usai kegiatan sidang verifikasi penominasian dalam daftar Itangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO Multinational Indonesia - Malaysia di Kantor Dinas Kebudayaan Kepri, Tanjungpinang, Jumat (10/3/2017).

Dikatakan Najamuddin, selain Pantun, ada 3 warisan Indonesia tidak benda yang akan diusulkan Indonesia menjadi warisan dunia ke UNESCO. Di antaranya, Pencak Silat, Pawukon atau alat penghitung tradisional dari Banten lama dan Baduy, dan Tari Lariangi dari Wakatobi.

"Masih banyak warisan yang harus dikembangkan. Untuk itu, sudah menjadi tugas utama kita bersama agar kesenian dan kebudayaan ini dijaga kelestariannya," sebut Najamudin.

Ia juga menambahkan, Kemendikbud RI memasukkan 444 warisan budaya Indonesia yang akan diusulkan menjadi warisan budaya dunia.

Sementara itu, Tim Penelitian Budaya mengungkapkan, dari hasil penelitian, Pantun merupakan salah satu kebudayaan yang unik. Di samping itu, pengusulan Pantun ke UNESCO ini dimasukkan dalam salah satu warisan budaya yang terancam punah. Bila tidak diselamatkan maka akan tergerus oleh modernisasi zaman.

Hal tersebut disebabkan, tidak banyak lagi ditemukan maestro Pantun yang masih hidup.

Editor: Udin