DPRD Kepri Setujui Kenaikan Tarif PLN Batam

PLN Batam Terapkan Tarif Baru Mulai Maret 2017
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 17-02-2017 | 08:12 WIB
Dirut-PLN-Batam-ketemu-Nurdin.gif

Direktur Utama PT PLN Batam, Dadan Kurniadipura saat berbincang dengan Gubernur Kepri Nurdin Basirun di Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjungpinang, Kamis (5/1/2017). (Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Setelah menggelar rapat lintas komisi II dan III, akhirnya DPRD Kepri sepakat menyetujui kenaikan tarif PLN Batam untuk empat golongan. Dari empat golongan tarif yang dinaikan, Golongan R1 dengan daya 1.300 VA dan 2.200 VA yang mengalami kenaikan tertinggi, yakni 40-45 persen.

Golongan R1 dengan daya 1.300 VA disetujui sebesar Rp1.352,56 dari harga semula Rp930 atau naik sebesar 45,4 persen. Untuk tarif golongan R1 dengan daya 2.200 VA naik menjadi Rp1.360, dari semula Rp970 atau naik 40,2 persen.

Sedangkan untuk kenaikan golongan R2 dengan daya 3.500 VA naik menjadi Rp1.508,67 dari sebelumnya Rp1.422 atau naik 6,09 persen. Dan untuk tarif golongan S3 atau sosial dengan daya 200 kVA naik menjadi Rp885,63 dari sebelumnya Rp844 atau naik sebesar 4,9 persen.

Tarif baru ini akan mulai diterapkan PLN Batam pada Maret 2017, yang tentunya setelah Gubernur Kepri Nurdin Basirun memberikan surat ketetapan Kenaikan tarif tersebut ke PLN Batam.

Anggota DPRD Kepri, Irwansyah, mengatakan, kenaikan tarif listrik ini kemungkinan akan diberlakukan secara bertahap mulai maret 2017. Dan kesimpulan yang diambil DPRD ini, dilakukan setelah menerima pengajuan kenaikan tarif yang diusulkan Gubernur ke DPRD.

Namun, menurutnya, pemberlakukan tarif baru itu juga masih bisa berubah, bisa kemungkinan dilakukan secara langsung sekaligus. bisa juga kemungkinan dua tahap.

"Untuk kepastiannya memang masih dilakukan penghitungan dan kejian, dimana akan meminta pendapat dari BPS dan jasa keuangan lainnya. Sebab harus melihat apabila dilakukan kenaikan satu kali tahap dan dua kali tahap ini berapa besar dampak inflasinya," paparnya.

Irwansyah juga berharap, hendaknya kenaikan tersebut dapat diterima masyarakat. Karena pemberlauan kenaikan tarif tersebut tidak dapat dihindari melihat kondisi PLN Batam untuk membeli bahan bakar dan juga operasional serta lainnya sudah tidak mampu lagi.

Yang kedua, DPRD Kepri juga dalam memutuskan ini sangat sulit. Satu sisi melihat kondisi perekonomian masyarakat tengah menurun, di sisi lain harus dilihat keberadaan daya listrik ini harus dipertahankan agar terus tersedia. Sehingga untuk masyarakat, industri dan lainnya harus tetap tersedia.

"Kita juga memikirkan, agar jangan sampai terjadi pemadaman dikarenakan ketidakmampuan PLN sehingga terjadi kolaps. Jadi kita dalam membahas ini sangat mempedulikan masyarakat tidak sedikit pun mengabaikannya. Namun dengan konsisi ini kami harus mengambil sikap agar bisa menyelamatkan semuanya baik masyarakat dan juga PLN," ujarnya.

Irwansyah juga mengatakan, ke depan juga perlu didorong PLN melakukan investasi dalam kepemilikian sahamnya di pembangkitan. Apbila PLN melakukan penambahan mesin pembangkit sendiri, tentunya akan mengurangi membeli listrik dari pihak lainnya.

"Kita akan dorong PLN ini untuk membangun pembangkit sendiri. Dan kita juga meminta pembangunan pembangkit diusahakan dengan bahan bakar yang murah, demikian juga Pembangkit Listrik Tanjung Kasam II, pembangunanya segera direalisasikan," saran Irwansyah.

Sementara itu, anggota DPRD lainnya Rudy Chua mengatakan, kenaikan tarif listrik ini memang tidak bisa dihindari, namun DPRD telah bekerja keras agar dalam memutuskan ini tidak akan memberatkan masyarakat dan juga tidak merugikan PLN. Sehingaga, masyarakat tidak akan merasa was-was dengan adanya pemadaman dan pihak PLN juga tetap bisa memproduksi listrik secara maksimal.

"Jangan sampi kejadian pemadaman listrik seperti di Kota Tanjungpinang beberapa tahun lalu. Masyarakat tanjungpinang sudah merasakan kesulitan dan sengsaranya akibat kelangkaan listrik itu, dimana dalam sehari pemadaman bergilir bisa lima kali bahkan lebih dan waktunya hingga berjam-jam," katanya.

Rudy Chua juga mengusulkan agar kenaikan tarif listrik Batam itu tidak akan terjadi lagi dalam jarak tiga hingga empat tahun ke depan. Sehingga, masyarakat akan lebih terbantu, jangan sampai setelah kenaikan ini dalam rentang waktu tidak terlalu lama dinaikan kembali.

"Kita tidak mengharapkan hal itu terjadi. Dan kita akan selalu mengawal ini, sehingga masyarakat akan benar-benar terbantu," harapnya.

Dikatakannya lagi, kenaikan tarif listrik Batam ini berada di bawah tarif nasional. Bahkan dibahwa tarif yang berlaku di Kota Tanjungpinang.

"Kita sudah berjuang dalam hal ini, namun melihat keadaan PLN saat ini, dimana mengalami kesulitan dalam pengoperasiannya dikarenakan biaya produksinya yang terus mengalami kenaikan. Kita juga meminta setelah kenaikan ini agar PLN memberikan pelayanan lebih baik dan dilakukan secara profeseional sehingga tidak mengecewakan masyarakat dan pelanggan lainnya," ujarnya.

Editor: Dardani