Tim WFQR 4 Lantamal Tangkap Kapal Muatan Bawang dan Cabai Ilegal Asal Malaysia
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 28-11-2016 | 11:14 WIB
Tangkapan-Cabai-ilegal1.jpg

WFQR 4 Lantamal Tangkap Kapal Muatan Bawang dan Cabai Ilegal. (Foto: Dispen Lantamal IV)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) 4 Unit 1 Jatanrasla (Kejahatan dan Kekerasan di Laut) Lantamal IV dan Yon Marinir 10 pada pukul 01.30 WIB saat sedang melakukan patroli rutin diperairan Timur Sambu Batam menangkap kapal kargo kayu tanpa nama, Senin (28/11/2016).

 

Penangkapan berawal dari kecurigaan patroli Tim WFQR4 adanya kapal sedang berlayar malam hari dari arah perairan Teluk Jodoh Batam tanpa menggunakan lampu penerangan, selanjutnya Tim WFQR 4/unit 1 melaksanakan penghentian dan pemeriksaan terhadap kapal tersebut diperairan Utara Tg Pinggir Batam pada posisi 01 08 49 LU – 103 55 13 BT.

Dari hasil pemeriksaan kapal tanpa nama jenis kapal kargo kayu dengan nahkoda Razianto anjungan badan kapal coklat kayu mengangkut Bawang 47 karung @ 35 Kg dan cabai 20 karung @30 Kg dengan total muatan lebih dari 2 ton dengan ABK 1 Orang.

Pelanggaran kapal tidak dilengkapi dengan SPB (Surat Pemberitahuan Berlayar), Kapal tidak ada dokumen,tidak ada daftar manifest, tidak ada daftar ABK, Nahkoda tidak memiliki SKK (Surat Keterangan Kecakapan).

Menurut Danlantamal IV Laksma TNI S Irawan modus operandi Bawang import illegal berasal dari Malaysia yang diseludupkan ke Batam via container, kemudian bawang tersebut dibawa kegudang penampungan sementara yang ada di Nagoya Batam.

"Selanjutnya bawang illegal tersebut dipindahkan dan dimuat ke dalam kapal kargo kayu tanpa nama di pelabuhan tikus yang berada di teluk Jodoh Batam sedangkan tujuan akhir bawang tersebut akan dibawa ke Tanjung Balai Karimun" kata Irawan.

Irawan menjelaskan bahwa ketatnya pengawasan patroli aparat dari TNI AL,Polri dan Bea Cukai diperairan Kepri membuat para penyeludup menggunakan berbagai cara antara lain yang sering kita temukan memindakan barang-barang seludupan dari kapal besar ke kapal kecil ditenga laut dan untuk mengelabui petugas bergerak atau berlayar pada malam hari secara senyap dan tidak menggunakan lampu namun semua itu sudah kita antisipasi.

Sampai saat ini kapal tanpa nama dan mutaran serta ABK dibawa Tim WFQR 4/Unit 1 Jatanrasla di pelabuhan Beton Sekupang Batam untuk proses lebih lanjut.

Editor: Yudha