Hindari Perpecahan Bangsa

MKGR Kepri Serukan Kesetian ke NKRI dan Bhineka Tunggal Ika
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 21-11-2016 | 17:38 WIB
20161121_180721.jpg

Ketua MKGR Provinsi Kepri yang juga Wakil Ketua I DPRD Kepri, Rizki Faisal (Foto: Dok.)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Hindari perpecahan bangsa, Ketua MKGR Provinsi Kepri, Rizki Faisal, menyerukan pentingnya merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika. Komitmen itu ditegaskan Rizki Faisal kepada seluruh anggota dan kadernya untuk bersama-sama menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman.

"Kami tak menginginkan bangsa Indonesia terpecah belah hanya gara-gara perbedaan politik. Sangat mahal harganya kalau sampai Negara Kesatuan Republik Indonesia terpecah belah,” kata Rizki di Batam, Senin (21/11/2016), menyikapi aksi solidaritas mahasiswa untuk NKRI di Jakarta kemarin.

Dalam aksi itu, mahasiswa memandang saat ini ada beberapa pihak yang sedang mencoba merubah sistem negara dan juga mengganti ideologi Pancasila. Atas dasar itu, mahasiswa sebagai pewaris negara, bergerak untuk melawan aksi adu domba, teror bom bahkan pemakzulan Presiden. “Dari Kepri sendiri tiga universitas menyatakan ikut berpartisipasi,” papar Rizki.

Nantinya, para intelektual muda ini akan bergerak bersama rakyat, melawan semua upaya adu domba. Bergerak bersama seluruh elemen bangsa yang mencintai Perdamaian, Persatuan dan Demokrasi tanpa diskriminasi.  

Adapun pernyataan sikap solidaritas mahasiswa untuk NKRI sebagai berikut. Pertama, menjaga keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila. Kedua, mempertahankan pemerintahan konstitusional yang dipilih langsung oleh rakyat. Ketiga, meminta untuk tidak menggunakan isu SARA untuk kepentingan politik. Keempat, meminta untuk jangan menteror rakyat dengan demonstrasi anarkis untuk menebar ketakutan. Dan terakhir, meminta agar tidak ada intervensi proses hukum dengan menggerakkan massa.

Untuk mendukung aksi tersebut, maka solidaritas mahasiswa untuk NKRI menyerukan kepada mahasiswa Indonesia untuk membuka posko-posko siaga di seluruh kampus. Selanjutnya membuka pendaftaran relawan yang setia pada NKRI dan Pancasila. Selain itu, mahasiswa diminta  membuka pintu kampus untuk rakyat yang diteror dan diintimidasi.

Editor: Udin