Cegah Bentrok Antar Nelayan, Tim WFQR Lantamal IV Amankan 4 Kapal Asal Palembang
Oleh : Harjo
Jum'at | 28-10-2016 | 12:52 WIB
kapal-palembang1.jpg

Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV mengamankan 4 kapal nelayan asal Palembang di perairan utara Batam, Rabu (26/10/2016). (Foto: Dispen Lantama IV)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV mengamankan 4 kapal nelayan asal Palembang di perairan utara Batam, Rabu (26/10/2016).

Menurut Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S. Irawan SE, akhir-akhir ini beberapa kali terjadi bentrokan antara nelayan lokal dan nelayan dari daera lain.

Irawan mencontohkan, beberapa waktu lalu, Minggu (29/3/2016), nelayan Desa Penghujan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, bentrok dengan nelayan Kampung Seboak, Kampung Bugis dan Senggarang, Kota Tanjungpinang.

Untuk itu Lantamal IV beserta jajaran Pos-pos di seluruh wilayah kerja berupaya untuk mencegah agar tidak terulang kembali di tempat lain. Keinginan akan suasana damai, kata Irawan, harus terus diciptakan di wilayah perairan Kepri, namun tentunya nelayan juga harus mentaati aturan.

"Hal ini sedini mungkin kita cegah agar tidak memicu bentrok dan anarkis di perairan Kepri," kata Irawan.

Dalam peraturan perizinan terkait kegiatan penangkapan ikan nelayan diluar wilayah Provinsi, wajib memiliki Surat Izin Andon yang dikeluarkan oleh Provinsi setempat dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri.

Ditegaskan pula bahwa kita sudah mencari langkah-langkah untuk mencegah terulang kembali bentrokan antar nelayan, Tim WFQR 4 sudah berkoordinasi dengan Ketua Forum Nelayan Batam agar menghimbau nelayan setempat untuk sama-sama menjaga situasi kondusif di laut khususnya nelayan di perairan Batam dan sekitarnya.

Selanjutnya, dari keterangan sementara 4 kapal nelayan asal Palembang tersebut mereka berangkat berlayar pada tanggal 01 Oktober 2016, dari Desa Upang Kecamatan Air Salek Kabupaten Banyu Asin Sumatera Selatan menuju perairan utara Batam dan merekapun tidak mengetahui bahwa keberadaan mereka sudah di batas wilayah Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Saat ditangkap keempat kapal nelayan asal Palembang tersebut sedang melakukan penangkapan ikan dengan menebar alat penangkap ikan tidak jauh dari perairan Singapura dan area tersebut merupakan jalur pelayaran kapal kargo sehingga sangat berbahaya tertabrak oleh kapal-kapal besar.

Dari hasil pengecekan Tim WFQR Lantamal IV ke 4 kapal nelayan asal Palembang tersebut, tanpa dilengkapi alat keselamatan dalam berlayar yaitu baju pelampung, yang seharusnya alat keselamatan tersebut harus ada diatas kapal, apalagi saat ini cuaca di wilayah Kepri ekstrim dan sulit diprediksi. Keempat kapal tersebut saat ini diamankan guna pemeriksaan lebih lanjut.

Editor: Yudha