Ini Alasan Disdik Tanjungpinang, Kenapa Atlet Taekwondo Berprestasi Tak Diterima di Sekolah Favorit
Oleh : Habibie Khasim
Rabu | 29-06-2016 | 19:13 WIB
pengurus-taekwondo-se-kepri.jpg

Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia Kepri dan para Pengkab/ Pengkot TI se Kepri (Foto: Habibie Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dua siswa berprestai yang merupakan atlet taekwondo Kota Tanjungpinang, Riziq dan Fadil, harus mengurung niatnya untuk masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) favorit di Tanjungpinang.

Padahal, keduanya sudah sangat percaya diri (PD) menunjukkan medali perolehan mereka saat pendaftaran, namun karena taekwondo tidak masuk dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), sekolah yang dituju, SMP Negeri 1Tanjungpinang, tidak bisa menerima medali yang disodorkan kedua atlet berprestasi itu.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Husnary, alasan mengapa 2 siswa berprestasi ini tidak dapat masuk kemungkinan karena perangkingan di sekolah.

"Memang siswa berprestasi kita jamin bisa bersekolah, khususnya yang sudah menjadi wakil dan juara di tingkat nasional, itu kita prioritaskan dan kita bebaskan dia memilih masuk sekolah mana saja. Tetapi jika yang bersangkutan hanya menang di tingkat provinsi saja, bisa dia mendaftar, namun dia ikut perangkingan. Jika poinnya kurang, tidak bisa diterima. Saya rasa karena poinnya kurang makanya sekolah tidak menerima," ujar Husnary saat ditemui di kantornya, Rabu (29/6/2016).

Husnary menerangkan, tidak masuknya 2 siswa tersebut kemungkinan karena poin. Poin ini sendiri tercipta atas akumulasi sertifikat-sertifikat yang diterima siswa selama menjadi siswa berprestasi saat bersekolah di tingkat SD. Sertifikat prestasi apa saja mulai dari jenjang Kota, Provinsi hingga Nasional akan dihitung poinnya dan akan dirangking dengan semua anak berprestasi di tingkat Provinsi.

"Jika ada 1 anak yang punya banyak prestasi di bidang Taekwondo misalnya, dia sertifikatnya banyak, sementara yang 2 orang seperti mas sebutkan ini di bawah dia, itu otomatis tidak masuk," ujar Husnary.

Akan tetapi kata Husnary, dia akan melakukan kroscek, penyebab mengapa 2 siswa berprestasi ini tidak diterima di SMP negeri 1. Husnary mengaku tidak percaya bahwa siswa tidak diterima dengan alasan Taekwondo tidak masuk dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

Baca: Miris, 2 Siswa Berprestasi Tidak Masuk SMP Favorit di Tanjungpinang

"Saya akan kroscek, karena kita mengakomodir semua prestasi, tapi kalau tingkat Provinsi juga akan ada poin dan rangking, jadi tidak bisa langsung. Dan kuota setiap sekolah itu hanya 5 persen dari 30 persen yang kita sediakan. Karena 25 sudah kita back-up untuk binamarga," ujar Husnary.

Jadi yang mempengaruhi kedua siswa tersebut tidak masuk daftar siswa SMP Negeri 1, karena masalah point yang tidak cukup serta kuota yang memang terlalu kecil. Padahal, Walikota Tanjungpinang mengatakan, kuota untuk siswa berprestasi adalah 10 persen dan 20 persen binamarga (tidak mampu-red).

Turnamen Taekwondo 2016 Mondial ke-4 di Lytech Batam (Foto: Habibie Khasim)

Terkait hal ini, Anggota Komisi I DPRD tanjungpinang yang membidangi Pendidikan, Hendy Amerta, mengatakan sangat kecewa karena 2 siswa tersebut tidak dapat dimasukkan ke sekolah yang dituju.
Sementara saat dia melakukan reses, dia bersama ketua DPRD tanjungpinang, Suparno telah mengupayakan agar siswa berprestasi ini diutamakan, imbang dengan siswa tidak mampu.

"Kita akan mebahas masalah ini lebih dalam ke depannya, karena kita dalam melakukan reses juga kemarin meminta agar siswa berprestasi ini diprioritaskan, namun memang kita juga ada ketentuan, dan minimnya sarana dan prasarana pendidikan di Tanjungpinang juga menjadi salah satu kendala hal-hal yang diinginkan masyarakat itu belum dapat dilakukan," ujar Hendy.

Editor: Udin