Ini Saran BI ke Gubernur Kepri Tekan Laju Inflasi Jelang Lebaran
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 15-06-2016 | 09:02 WIB
kacabbikepri15.jpg

Kepala Cabang Bank Indonesia (BI) Gusti Raizal Eka Putra. (Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Tingginya harga sembilan bahan pokok (Sembako) selama Ramadhan‎ hingga lebaran di Kepri, serta minim dan kurang tersedianya transportasi mudik antar pulau dan daerah di Kepri, dikhawatirkan akan menjadi penyumbang inflasi pada Juni 2016.

Dalam rapat kooordinasi tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kepri yang dipimpin Gubernur Kepri di rupatama kantor gubernur, Selasa (15/6/2016), Kepala Cabang Bank Indonesia (BI) Gusti Raizal Eka Putra mengungkapkan, terdapat beberapa komoditi kebutuhan masyarakat yang langka menjelang Ramdhan dan lebaran, sehingga memicu kenaikan harga, akibat stok dan barang tidak merata.

"Dari tingginya harga kebutuhan ‎sejumlah komoditi bahan pokok ini, dan tidak tersedianya stok yang merata, memicu harga mahal yang akan menyumbang inflasi di Kepri. Sejumlah komoditas yang dikhawatirkan akan menyumbang inflasi di Kepri, seperti gula, daging serta kebutuhan lain," papar Gusti Raizal kepada wartawan usai mengikuti Rakor TPID.

Dalam rapat yang dihadiri Tim TPIG daerah, Bulog serta instansi lainya, tambah Gusti, secara umum juga telah dilaporkan masing-masing Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) seperti dari Tanjungpinang, Bulog serta beberapa SKPD lainya.

Pada umumnya, sejumlah komoditas kebutuhan masyarakat ini, ada kekurangan dan tidak meratanya stck. Sehingga memicu tingginya harga. Karena itulah, BI menyarankan pada Pemerintah Provinsi Kepri bersama-sama menyelesaikan masalah ini.

Dilihat dari gambaran inflasi Mei 2016, tambah Gusti, sebenarnya inflasi Kepri masih di bawah angka inflasi nasional yang mencapai 3,32 %. Hal ini perlu ditanganai secara konsisten ke depan, dan dengan penanganan yang dilakukan sebagaimana rapat ini akan dapat ditangani.

"Rekomendasi BI dalam menjaga inflasi di Kepri, dengan kondisi kelangkaan sejumah komoditi masyarakat yang menjadi pemicu inflasi ini, kami harapakan pemerintah daerah dengan sejumlah perangkatnya, dapat menangani stok kebutuhan dan ketersebaran ssembako melalui kerja sama dengan distributor," papar Gusti Raizal.

Selain itu, tambahnya, masyarakat juga harus membantu, dengan cara tidak menumpuk kebutuhaan barang pada bulan puasa. Baca: Inilah Sejumlah Resiko Inflasi di Kepri pada Juni 2016

Kalau pola pembeliaan masyarakat lebih banyak menimbun kebutuhan sembako dengan kekhawatiran sebagai keperluan Ramdahan dan lebaran, hal ini harus dihindari. Karena dengan ketersediaan yang cukup masyarakat juga tidak perlu ragu atas Ketersediaan pangan," ujarnya.

Editor: Dardani