BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Kantor Kementrian Agama Provinsi Kepulauan Riau, Marwin Jamal, menegaskan ketidak-setujuannya dengan aturan yang diberlakukan Pemerintah Kota Tanjungpinang saat bulan Ramadan, rumah makan tetap dibenarkan buka tanpa tanpa sedikitpun menggunakan penutup. Sebab menurutnya, tidak ada pembedaan dengan bulan biasa.

Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul selaku mantan Ketua Mesjid Agung dan merupakan Ustad, diharapkan bijak dalam mengambil keputusan. Pasalnya, jika memang Pemko tetap menerapkan aturan tahun lalu tersebut, itu adalah bentuk kedzaliman untuk umat yang berpuasa.

"Berikanlah pembeda sedikit, karena ini bulan puasa dan marilah kita saling menghormati," ujar Marwin saat dihubungi, Senin (22/5/2016).

Inti dari aturan yang dibuat, siapapun itu kata Marwin adalah saling menghormati dan saling menjaga kondusifitas orang melaksanakan ibadah.

"Memang boleh berbeda pandangan, tapi jika begitu sama saja tidak Ramadan. Secara agama harus menghormati, jangan terlalu terlihat lah. Karena kekhusukan menjalankannya ibadah itu harus difikirkan. Saya tidak setuju dengan aturan itu, jika memang mau dibuat lagi, ya berikanlah pembeda, buka boleh, mungkin pakai tirai," ujar Marwin.

Masyarakat juga sebenarnya tidak setuju dengan aturan ini. Yang menjadi perhatian masyarakat adalah anak-anak yang berpuasa. Ini juga bisa memancing anak-anak untuk tergoyah dan akhirnya ikut-ikutan teman.

"Ya gimana, teman-temannya tergoyah, pada makan, anak kita jadinya ikut-ikutan. Ini bukan masalah tahan atau tidak, yang jelas itu sebuah kesalahan, godaan kok dibiarkan, harusnya ditutup godaan itu biar anak-anak tidak tergoda," ujar Ridwan, warga Km 12 Tanjungpinang yang diwawancarai, Senin (22/5/2016).

Ridwan mengatakan, hendaknya orang yang lebih pintar seperti Lis Darmansyah selaku Walikota Tanjungpinang dan Syahrul sebagai Wakil Walikota, bisa bijak dalam mengambil keputusan. Jika memang hendak membuat malu orang yang makan saat orang berpuasa, menurut Ridwan tidak begitu caranya.

"Yang kena imbas malu cuma yang makan, tapi yang digoda agar berbuka, puasanya tidak khusuk itu ramai, namanya Pemerintah mengorbankan ibadah banyak orang, demi satu orang yang diharapkan dapat hukuman moral dari makan tadi," ujar Ridwan.

Terkait aturan itu sendiri, untuk tahun ini memang belum diputuskan, karena Pemko Tanjungpinang Masih merapatkan aturan-aturan yang akan dibuat, termasuk jam buka-tutup tempat hiburan malam. Akan tetapi, Syahrul mengaku belum lama ini, aturan tahun ini tidak jauh beda dengan aturan di tahun yang lalu.

Editor: Udin