Tanjungpinang Kini Miliki Workshop Pertanian Terintegrasi
Oleh : Roland Aritonang
Senin | 14-03-2016 | 14:48 WIB
workshop-pertanian-pinang.jpg
Wali Kota Tanjungpinang H Lis Darmansyah meresmikan Workshop Budidaya Pertanian Terintergrasi Total Organik dan Pembuatan Pakan Lele Optimalisasi Potensi Lokal serta Pendamping Modal Sosial Bank Indonesia. (Foto: Humas Pemko Tanjungpinang)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah meresmikan Workshop Budidaya Pertanian Terintergrasi Total Organik dan Pembuatan Pakan Lele Optimalisasi Potensi Lokal serta Pendamping Modal Sosial Bank Indonesia ‎kepada dua Kelompok Tani bagi masyarakat Batu Naga Sei Jari, Kelurahan Dompak, Kecamatan Bukit Bestari, Senin(14/3/2016)

Dalam peresmian ini turut hadir juga Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Energi (KPPKE) Kota Tanjungpinang  Adnan, Deputi Bank Indonesia Perwakilan Kepri Eko Waluyo Purwoko,Camat Bukit Bestari Riwayat, Kepala Bagian Ekonomi dan pembangunan Kota Tanjungpinang Robert Pasaribu dan seluruh anggota kelompok tani Makmur dan Maju Jaya.

Lis dalam sambutannya mengatakan dibukanya workshop ini bertujuan mengendalikan inflasi di sektor pertanian dan perikanan, yang mana Tanjungpinang sedang bekerja sama dengan daerah-daerah penghasil pertanian.

‎"Salah satu pola atau program yang kita terapkan yaitu dengan penanaman tanaman dengan cara hidroponik adalah salah satu langkah kita untuk mengatasi inflasi karena MEA itu pengaruhnya juga sama dan kita akan bekerja sama dengan KPPKE di Indonesia seperti Riau, Sumatera Utara dan Jambi," ujar Lis 

Lis juga menjelaskan di daerah Batu Naga Sei jari ini memiliki dua kelompok tani dimana masing-masing saling berkaitan untuk memenuhi kebutahan pakan ternak dan pupuk bagi pertanian di daerah ini.

"Dengan diadakannya pelatihan di  dua Kelompok tani nantinya bisa menjadi contoh bagi kelompok tani yang lainnya, kerena pelatihan ini nantinya bisa menciptakan pakan ternak ikan lele melalui air seni sapi dan kotoran sapi," tuturnya

Di tempat yang sama, Deputi Bank Indonesia juga menjelaskan pertanian yang terintegrasi adalah tidak membuang limbah dari peternakan karena itu bisa kita manfaatkan untuk mambuat pakan ternak dan pupuk bagi tanaman. 

"Pakan ternak di sini adalah dengan mengolah kotoran sapi untuk menghasilkan bio flanton yang digunakan untuk makanan lele,serta dapat diubah menjadi biogas yang dapat digunakan untuk‎ menghidupkan genset, selain itu kotoran ternak juga bisa di ubah menjadi pupuk," ungkapnya. 

Dia juga memaparkan tujuan diadakan program ini adalah untuk menanggulangi  inflasi ‎di kota Tanjungpinang.

"Menanggulangi inflasi di Tanjungpinang dengan cara seperti menanam kebutuhan pokok sehari seperti cabe, sayur mayur dan bawang maka kita bisa mendapatkannya di Tanjungpinang, artinya apabila bahan-bahan tersebut tidak ada maka kita bias memperolehnya disini," tutupnya

Editor: Dodo