Lima Warga Afganistan Pencari Suaka Menyerahkan Diri ke Imigrasi Tanjungpinang
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 27-01-2016 | 20:34 WIB
IMG_20160127_165618.jpg
Keluarga Shukrullah Shokiri ini terpaksa menginap di kaki lima gudang imigrasi bersama 36 warga Afganistan dan Sudan lainnya. Sebab rudenim yang ada sudah penuh (Foto : Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Disaat 47 Warga Negara Afganistan pencari suaka ingin melarikan diri dari rumah denetensi imigrasi (rudenim) Pusat di Tanjungpinang, keluarga Shukrullah Shokiri bersama isterinya Fatimah Rezai dan 3 anak perempuannya, Hadia Sokiri, Honia Shokiri dan Hudo Shokiri, malah menyerahkan diri ke imigrasi Tanjungpinang, Rabu (27/1/2016)

Pasangan suami isteri (pasutri) bersama 3 anak perempuannya itu, tiba di kantor imigrasi Tanjungpinang, dari Jakarta ‎menggunakan pesawat Lion Air ke Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang. Selanjutnya, dibantu Kepolisian Bandara dan pihak Imigrasi, langsung membawa ke-5 warga Afganistan itu ke imigrasi Tanjungpinang.

Karena tidak ada penampungan yang layak di imigrasi Tanjungpin‎g, Shukrullah Shokiri dan anak isterinya itu harus rela tinggal dan menginap di emperan kaki lima gudang imigrasi, persis didepan bangunan karantina kantor tersebut.

Namun, tidak hanya keluarga Shukrullah Shokiri saja yang tinggal di kaki lima gudang dan kantor imigrasi itu. Masih ada 36 warga Afganistan dan Sudan, yang juga menginap di emperan kantor dan gudang itu.

Kepala Seksi Wasdakim Imigrasi Tanjungpinang, Dedi Surya Agung Nugraha menjelaskan, hal tersebut terpaksa dilakukan karena tidak adanya gedung penampungan bagi WNA pencari suaka itu, di imigrasi Tanjungpinang.

Sebab menurutnya, rudenim yang ada sudah di isi 440 orang lebih Warga Negara Asing, sehingga sudah kepenuhan. "Terpaksa disini kami tampung, karena memang kita tidak punya gedung untuk menampung mereka," ujar Dedi Surya Agung Nugraha.

Dedi mengakui, ke 36 WNA Afganistan dan Sudan ditambah keluarga Shukrullah Shokiri itu, sudah memiliki surat Asylum Seeker Certificate yg dikeluarkan oleh UNHCR Jakarta. Baca: 47 Warga Afghanistan Enggan Kembali ke Rudenim

"Tetapi karena Rudenim saat ini over capasity, maka IOM dan rudenim dibantu UNHCR menyatakan, sebagai 'reffugi' (pencari suaka-red) yang berhak ditempatkan di rudenim, harus diferifikasi dan menunggu imigran yang ada di ruden keluar‎, barulah digantikan dengan imigran lain, yang ditampung di imigrasi ini," jelasnya.

Malangnya, dari total 41 warga Afganistan dan Sudan yang menumpang di kaki lima gudang dan gedung karantina imigrasi ‎itu, sudah hampir 1 tahun bertahan, namun belum mendapat tempat untuk masuk ke rudenim Tanjungpinang.

Salah satu warga Afganistan, Ahmed mengatakan, mengungsi dan mencari suaka ke negara lain hingga sampai ke Indonesia, merupakan hidup yang sangat sulit. Namun demi melanjutkan hidup, meskipun tinggal diemperan dan diusap angin setiap malam, masih lebih baik. Asalkan situasinya lebih aman.

"Saya bersama isteri, disini sudah 3 bulan lebih. Hidup ini sangat ‎keras dan hal ini terpaksa kami lalui, dan disini lebih baik bagi kami dari pada di Afganistan," ujarnya dalam bahasa Inggrisnya yang sedikit kurang fasih.

Ahmed juga mengatakan, untuk makan dan minum, terkadang diberikan IOM. Sedangkan mandi, cuci dan kakus, pihak imigrasi menurutnya sangat berbaik hati memberikan kepada mereka.


Editor: Udin