47 Warga Afghanistan Enggan Kembali ke Rudenim
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 27-01-2016 | 18:24 WIB
Warga_Afganistan_Melarikan_Diri.jpg
Warga Afghanistan yang kabur dari Rudenim Tanjungpinang. (Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM,Tanjungpinang - Sebanyak 47 warga Afghanistan yang kabur dan diamanakan Polresta Tanjungpinang, hingga saat ini masih enggan kembali ke Rumah detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat Tanjungpinang. 


Mereka lebih memilih menggelar lapak dan berkumpul di samping rumah Dinas Imigrasi di luar bangunan Rudenim, Rabu,(27/1/2016). 

Kepala Rudenim Pusat di Tanjungpinang Surya Pranata mengatakan, upaya mediasi dan dialog dengan mereka melibatkan IOM. 

"Tetapi kenyataanya, mereka keras kepala dan terus menuntut untuk dikirimkan ke negera pihak ketiga, dan atas dasar itu, mereka tidak mau masuk dan lebih memilih di luar gedung Rudenim," ujar Surya Pranata kepada BATAMTODAY.COM. 


‎Kendati demikian, tambahnya, sebagian diantara mereka ada juga yang was-was. Karena selain akan dikeluarkan dari Rudenim, pihak International Organitation For Migran (IOM) juga menyatakan enggan untuk mengurus mereka lagi. 

"Dengan kenekatan mereka, yang meminta untuk deportasi dan tidak mau masuk, pihak IOM juga dengan tegas menyatakan, tidak akan mau memfasilitasi mereka lagi, demikian juga dengan akomodasi makan dan minum," ujar Surya Paranata. 

Atas sikap mereka ini, Surya Pratama juga menyatakan membiarkan ke 47 warga Afghanistan itu berada di luar. Karena selain merugikan negara, keberadaan WN Afganistan yang tidak bisa diberikan pengertian ini, juga sangat melecehkan wibawa Negara serta pihaknya sebagai Petugas di Rudenim Pusat Tanjungpinang. 

"‎Sebagai negara yang berdaulat, kami sudah menegaskan. ‎‎Jika mereka tidak mau difasilitasi, dan minta maaf kepada petugas Rudenim yang diancam dan melakukan pengerusakan, dengan tegas saya mengatakan tidak akan memperbolehkan mereka masuk, demikian juga sikap IOM," paparnya. 

‎Saat ini, tambah Surya Pratama, dengan keberaan mereka memang sangat merugikan negara. Namun demi kemanusian Indonesia masih mau menampung‎ sambil menunggu pengiriman mereka ke negara pihak ketiga. 

"Tetapi kalau dia tidak mau difasilitasi, akan kita biarkan dan tidak akan diurus," tegasnya‎. 

Editor: Dardani