Kebocoran Air di Tanjungpinang Capai 33 Persen Akibat Instalasi Pipa Sudah Uzur
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 18-11-2015 | 11:52 WIB
Air-PDAM.jpg
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kendati data manajemen PDAM Tirta Kepri, dalam pengelolaan air di Kepri sudah menggambarkan keuntungan laba dibanding beberapa tahun lalu, namun upaya perusahaan daerah itu dalam memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat di Kota Tanjungpinang dan Bintan hingga saat ini belum maksimal. 

Selain masih terkendala dengan minimnya sumber air baku paska kemarau panjang yang menyebabkan waduk Sungai Pulau dan Gesek mengalami kekeringan, kehilangan air dari pipa sekunder setiap harinya mencapai 33 persen, atau sepertiga dari air yang dihasilkan. 

Demikian terungkap dalam laporan Direktur PDAM Tirta Kepri, Abdul Kholi Fadjawani kepada Penjabata Gubernur Agung Mulyana dalam rapat koordinasi di Gedung Daerah Tanjungpinang. 

"Alasan Direktur PDAM Tirta Kepri, hilangnya 33 persen air dari instalasai yang dihasilkan, disebabkan oleh banyaknya pipa sekunder yang bocor akibat sudah tua," kata Agung, Rabu (18/11/2015).

Atas dasar itu, Agung meminta pada Dirut PDAM dalam 1-2 tahun mendatang, persentase hilangnya air ini dapat ditekan minimal hingga 10 persen. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan secara jelas akan sangat merugikan. Oleh karena itu, Agung meminta, agar dilakukan perbaikan di masa yang akan datang, hingga pengelolaan air di PDAM dapat lebih baik dan penyediaan air bagi masyarakat dapat terpenuhi. ‎

Sementara itu, Abdul Kholik selain menjelasakan situasi dan kondisi kemampuan PDAM dalam penyaluran air, juga disampaikan tiga permasalahan utama air minum di Kepri, khususnya menyangkut sumber air baku, instalasi pengolahan, serta perbaikan perpipaan. 

Dalam jangka pendek,, saat ini embung atau waduk Sei Gesek, sudah dilaksanakan, kemudian Sungai Kawal dan Estuari Dam sudah menunggu, sedangkan janga panjang, pengelolaan air di kawasan Busung dan Dompak juga dapat digunakan.

"Dalam rapat dengan Gubernur kami juga meminta agar program pembuatan sumber air baku ini, dapat digesa untuk diwujudkan, agar tidak hilang-muncul, dan meminta koordinasi dengan SKPD terkait, untuk diajukan ke Pusat dalam rencana pembangunan mendatang," ujarnya. 

Tersedianya sumber air baku, kata Kholik, juga akan menunjang pembangunan instalasi pengolahaan air, yang selanjutnya didistribusikan setelah dilakukan penggantian pipa yang uzur.. 

Menurutnya, dengan kondisi sumber air baku Sungai Pulai yang mengalami kekeringan, bahkan minus 0,2 meter, mengakibatkan pengolahan di instalasi air tidak dapat dimaksimalkan bagi seluruh pelanggan yang ada di Tanjungppinang. 

"‎Keberadaan Waduk Gesek yang sudah menghasilkan 100 liter per detik, saat ini sangat membantu, kendati memang, belum dapat memenuhi sambungan baru, dan penyaluran air, selama ini masih tetap dilakukan dengan cara bergilir," kata dia.

Editor: Dodo