Adi Indra Pawenari 'Pahlawan untuk Indonesia' dari Tanjungpinang
Oleh : Habibi
Jum'at | 13-11-2015 | 08:00 WIB
Teluk_Bintan-20151111-01216.jpg
Adi Indra Pawenari, pengusaha muda dari Tanjungpinang. (Foto: Habibi)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Adi Indra Pawenari, pengusaha muda Tanjungpinang berhasil meraih penghargaan berupa anugerah "Pahlawan untuk Indonesia" dari MNC Group. Semua itu berawal dari karya inovasi kreatifnya memanfaatkan barang terbuang menjadi produk bernilai ekonomis. Yaitu, mengolah sabut kelapa menjadi produk yang bisa dimanfaatkan semua golongan dan berguna bagi kemajuan Indonesia.


Pemenang penghargan bidang inovasi teknologi ini menggunakan sabut kelapa yang tidak digunakan dan dianggap sampah oleh masyarakat, menjadi bahan yang sangat cocok untuk pertanian. Namanya, Cocopeat dan Cocofiber. Cocofiber adalah produk yang digunakan untuk membuat springbad, jok mobil, sofa dan peralatan lainnya. Sementra Cocopeat merupakan serbuk sabut kelapa, yang sangat cocok menjadi campuran media tanam bagi petani atau pun ibu-ibu rumah tangga yang gemar bercocok tanam.

"Alhamdulillah, kerja keras saya telah banyak menghasilkan, salah satunya penghargaan yang tidak ternilai harganya ini, Pahlawan Untuk Indonesia, siapa menyangka saya orang biasa bisa mendapatkan gelar ini," ujar Adi saat ditemui BATAMTODAY.COM di Tanjungpinang, Rabu (11/11/2015) lalu.

Adi mengaku mendapatkan penghargaan ini sebagai buah dari kerja kerasnya dan dukungan dari segala pihak. Termasuk, dukungan dari mantan Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Dahlan Iskan yang mensuportnya hingga sukses sekarang ini.

"Usaha ini sendiri berawal dari kepusingan saya terhadap limbah sabut kelapa yang kita jadikan Cocofiber menumpuk, akhirnya saya email beberapa pengusaha dan peneliti untuk memecahkan masalah saya, termasuk pak Dahlan Iskan. Akhirnya, email saya diforward dan beberapa peneliti memberikan arahan kepada saya bahwa, limbah Cocofiber ini bisa jadi media tanam yang sangat bagus, makanya jadilah Cocopeat," ujar Adi.

Adi mengaku telah melakukan berbagai macam eksperimen bercocok tanam menggunakan cocopeat, mulai dari pasir, kerikil hingga tanah bauksit, untuk media tanam dan dicampurkan dengan Cocopeat.

"Alhamdulillah, semua hasilnya sempurna," ujar Adi.

Sementara itu, untuk produknya tersebut, Adi mengaku telah memiliki banyak peminat, khususnya di luar negeri, seperti Korea Selatan, China dan negara lainnya. Namun, untuk Indonesia, Adi mengaku masih kecil.

"Pasar di Indonesia mungkin masih belum tahu, atau bagaimana saya tidak tahu. Yang jelas, pangsa pasarnya masih kecil, justru di luar negeri yang banyak," tuturnya.

Adi mengaku membuka lebar kesempatan bekerja sama dengan dirinya untuk memulai usaha Cocopeat dan Cocofiber. Bahkan Adi akan menyediakan mesin pengolahan sabut kelapa dan Adi juga yang akan menjadi konsumen tetap bagi usaha yang masyarakat jalankan tersebut.

"Sistem kerjasamanya ada, kita membuka lebar-lebar, khususnya kepada petani. Namun syarat utamanya cuma 1, kelapa harus banyak di wilayah itu, karena kita tidak main ratusan biji kelapa lagi," ujar Adi.

Saat ini dari usahanya itu, Adi telah banyak memiliki anak cabang usaha yang menjanjikan dan prospeknya pun bagus.

Adi berharap, generasi muda di Tanjungpinang dapat menjadi penerusnya menjadi "Pahlawan untuk Indonesia" di tahun-tahun yang akan datang.

Editor: Dardani