Program 'Cuci Gudang' BUMD Tanjungpinang Terkendala Dana
Oleh : Habibi
Kamis | 08-10-2015 | 09:00 WIB
Penyerahan_SK_Wali_Kota_Tanjungpinang_oleh_Wako_Tanjungpinang,_Lis_Darmansyah_kepada_Dirut_BUMD_terpilih.JPG
Dirut BUMD Tanjungpinang, Asep Nana Suryana saat menerima SK dari Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah. (Foto: Habibi)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Tanjungpinang Makmur Bersama, Asep Nana Suryana, mengatakan, untuk action pertama ini pihaknya akan melakukan "cuci gudang" di tubuh BUMD Tanjungpinang. Kendati demikian, usaha tersebut masih terganjal oleh dana Rp2,3 miliar.

Asep mengatakan, "cuci gudang" tersebut adalah tidak memperkerjakan lagi para karyawan warisan dari PT BIS sebanyak 39 orang, yang meminta pihak BUMD atau Pemko Tanjungpinang membayarkan pesangon, namun dari Pemko Tanjungpinang meminta PT BIS yang membayar.

"Memang beberapa orang yang telah masuk masa pensiun dan tidak produktif lagi sudah mengajukan PHK, namun sekarangkan masih dalam tahap kasasi, siapa yang membayar. Jika memang kita yang harus membayar, untuk PHK mereka butuh dana Rp2,3 miliar, itu yang susah, makanya kita menunggu proses kasasi terlebih dahulu," ujar Asep saat ditemui BATAMTODAY.COM, Rabu (7/10/2015).

Menurut pernyataan Asep, memang antara PT BIS dan Pemko Tajungpinang masih saling tunjuk siapakah yang harus membayarkan dana PHK tersebut untuk para karyawan yang kemungkinan besar akan di PHK oleh BUMD. Baca juga: Asep Nana Suryana Dirut BUMD Tanjungpinang, Zonderfan Direktur Operasional

"Memang saling tunjuk dan timbul permasalahan apakah PT BIS atau Pemko Tanjungpinang yang memabayar. kalau dari PT BIS bilang masa Pemko sudah diberikan asset, diberikan pasar kok enggak mau bayar, sementara dari Pemko sendiri mengatakan inikan karyawan mereka masa kerjanya masuk ke BIS, kok kita yang bayar. Makanya rumit, oleh karena itu kita menunggu hasil Kasasi nanti," ujar Asep.

Kendati demikian, Asep mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan cuci gudang untuk menyegarkan BUMD. "Namun cuci gudang itu, jika masih produktif masih bisa kita pakai dan yang tidak produktif lagi ya kita buang," ujar Asep.

Editor: Dardani