Kontraktor dan Pengawas Masih Telusuri Penyebab Robohnya Jembatan I Dompak
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 05-10-2015 | 12:12 WIB
jembatan-1-dompak-ambruk.jpg
Jembatan I Dompak yang roboh pada Jumat sore. Sejumlah pihak pihak terkait masih melakukan penelusuran penyebab robohnya jembatan itu. (Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Penyebab robohnya Jembatan I Dompak di Tanjungpinang masih ditelusuri oleh kontraktor PT Wijaya Karya (WIKA) bersama dengan Konsultan Perencanaan dan Pengawas PT Lavi Bandung serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek multiyears tersebut.

Penelusuran difokuskan untuk mengetahui penyebab lantai di tiang (P7-P7A) jembatan itu mengalami kerusakan hingga sepanjang 28 meter.

"Lantai yang sedang dikerjakan di Segment Pier (P7-P7A) mengalami kerusakan sepanjang 28 meter," kata PPK Proyek Jembatan I Dompak, Rodi Antari didampingi Wakil Direktur PT WIKA, Budiarto, dan Konsultan Pengawas Proyek PT Lavi ITB Bandung Jodi Firmansyah di Tanjungpinang, Minggu (4/10/2015). 

Rodi menjelaskan dari 1.210 meter panjang Jembatan Pulau Bintan-Pulau Dompak, dari sisi Tanjungpinang sudah selesai sepanjang 680 meter dari panjang 696 meter, ditambah panjang dari sisi Dompak 85 meter dari panjang 250 meter. 

"Dan saat ini, semua pier (tiang) utama dan tiang pembantu jembatan dari sisi Tanjungpinang dan Dompak telah selesai dibangun," jelas manajer proyek PT WIKA Adi Prayitno.

Sementara itu untuk menangani kerusakan 28 meter lantai jembatan di P7-P7A, yang mengakibatkan retakan, Adi menyatakan akan melakukan forensik engineering atau uji forensik konstruksi dengan menggandeng Tim Ahli Konstruksi dari independen guna melakukan investigasi yang akan memakan waktu dua bulan. 

"Dalam investigasi dan uji konstruksi ini nantinya; akan dilakukan, pemeriksaan terhadap material, berupa pemeriksaan terhadap cor beton, UPV, coral test, pemeriksaan tulang beton dengan melakukan tes tarik, pemeriksaan standar, serta alat bantu," jelas Wakil Diketur PT WIKA, Budiarto. 

‎Sementara untuk pengerjaan di lokasi yang lain akan tetap dilaksanakan, dan dengan penambahan waktu 7 bulan atau hingga Mei 2016, proyek jembatan diperkirakan akan selesai. 

Tipe konstruksi Jembatan Dompak yang menelan dana Rp 320 miliar dalam proyek multiyears ini adalah Balance Cantiveler yang memiliki karakter pekerjaan harus terus berjalan. Karena akan bila dihentikan, akan membahayakan konstruksi jembatan yang sudah terbangun. 

Menanggapi hal ini, Rodi menyatakan akan menyerahkan sepenuhnya pada kontraktor dan konsultan pengawas proyek. Sedangkan mengenai penambahan waktu, akan dibicarakan sesuai dengan mekanisme dan kontrak yang disepakati. 

"Pemerintah sebagai pemberi pekerjaan, tentu akan menunggu sampai masa kontrak selesai. Sedangkan mengenai penambahan masa pekerjaan, dapat dimungkinkan dengan memperhatikan perjanjian yang tertuang di dalam kontrak," ujarnya. 

Namun demikian, Rodi mengatakan penambahan masa pengerjaan dan adanya penambahan biaya pada pengerjaan segment yang rusak, sepenuhnya merupakan tanggungjawab kontraktor, dan tidak ada penambahan biaya. 

"‎Hal ini jadi pekerjaan kontraktor, karena kontrak akan berakhir Desember 2015, maka akan dilakukan penambahan waktu, karena kalau pekerjaan tidak dilanjutkan akan banyak yang rugi," pungkasnya. 

Editor: Dodo