Total Pungutan Capai Rp 160 Juta

SMA 5 Tanjungpinang Pungut Sumbangan Pendidikan Rp 800 Ribu Per Siswa, Orang Tua Murid Keberatan
Oleh : Habibi
Selasa | 18-08-2015 | 16:10 WIB
Kwitansi_permintaan_sumbangan_pendidikan_di_SMAN_5_Tanjungpinang.jpg

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Setelah uang pembangunan dihapus, wali murid mengaku sangat senang karena pengeluaran untuk masuk sekolah semakin berkurang. Ditambah, uang seragam sekolah yang disamakan, wali murid pun mendukung keputusan pemerintah tersebut.


Namun, tiba-tiba, kegembiraan tersebut hilang ketika disodorkan kwitansi yang berjudul "Sumbangan Pendidikan", yang jumlahnya sangat fantastis, wali murid kembali muram.

Bagaimana tidak, wali murid disodorkan kwitansi sumbangan pendidikan berjumlah Rp. 800 ribu. Hal tersebut terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Tanjungpinang. Para wali murid mengaku bahwa sumbangan pendidikan tersebut diminta kepada mereka secara tiba-tiba, tanpa melalui rapat komite atau koordinasi terlebih dahulu.

"Ya kaget, tiba-tiba sodorkan kwitansi, kami kira yang namanya sumbangan, suka rela, eh malah ditentukan Rp. 800 ribu persiswa, kalikan 200 orang udah Rp. 160 juta," ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya pada BATAMTODAY.COM, Selasa (18/8/2015).

Senada dikatakan oleh Suprapto, warga Kelurahan Tanjungpinang Barat, yang mengatakan bahwa keponakannya pun dimintai dana Rp. 800 ribu disekolah tersebut. Otomatis orang tua merasa keberatan, karena biaya pendidikan untuk masuk sekolah pun belum lunas, apa lagi ditambah dengan sumbangan pendidikn tersebut.

"Uang seragam Rp. 1,1 juta, uang SPP, Mos, Ekstrakurikuler udah Rp. 1 jutaan juga ditambah uang sumbangan ini Rp. 800 ribu, mau Rp. 3 jutaan juga," ujar Suprapto kepada BATAMTODAY.COM.

Dana sumbangan tersebut disinyalir nama lain dari uang pendidikan yang diubah oleh pihak sekolah, karena dilarang oleh pemerintah. Terkait anggaran tersebut kegunaannya untuk apapun, wali murid tidak mengtahui.

Yang disayangkan wali murid, yang menandatangani surat permintaan sumbangan tersebut adalah Ketua Panitia PPDB, atas nama Mariani Eljarina bukanlah kepala sekolah.

"Lebih miris lagi, Ketua Komite SMA Negeri 5, Muhammad Safii disini tertulis, maen tanda tangan saja, mendukung pihak sekolah. Penyakit ketua komite sekarang gitu, yang penting ada uangnya, main tanda tangan saja, pihak sekolah juga yang menunjuk," ujar Suprapto.

Dalam kwitansi yang ditunjukkan oleh Suprapto, meskipun tidak bertanda tangan Kepala Sekolah, diselipkan bahasa "siswa yang kurang mampu silahkan menghadap kepala sekolah". Alhasil, wali murid pun menuding kepala sekolah sebagai pencetus adanya dana sumbangan pendidikan tersebut.

Terkait hal ini, BATAMTODAY.COM belum dapat menemui Kepala Sekolah yang diketahui bernama Raja Rukiyati.

 Editor: Surya