Menteri Kebudayaan Kagumi Pulau Penyengat sebagai Pusat Sejarah Bahasa Indonesia
Oleh : Devi Handiani
Senin | 10-03-2025 | 15:04 WIB
Fadli-Zon.jpg
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, didampingi Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dan Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmasyah dan beberapa pejabat lainnya, saat berkunjung ke Pulau Penyengat, Senin (10/3/2025). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon mengungkapkan kekagumannya terhadap Pulau Penyengat, saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (10/3/2025). Ia menegaskan, pulau bersejarah tersebut memiliki peran penting dalam perjalanan bahasa Indonesia.

Kedatangan Fadli Zon diawali dengan mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), sebelum melanjutkan kunjungan ke Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Kepri. Setelah itu, ia beserta rombongan, yang didampingi oleh Gubernur Kepulauan Riau dan Wali Kota Tanjungpinang, bertolak ke Pulau Penyengat untuk menelusuri jejak sejarah yang tersimpan di kawasan tersebut.

Di Pulau Penyengat, Menteri Fadli Zon berziarah ke makam Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional yang dikenal sebagai tokoh penting dalam pengembangan bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia. Selain itu, ia juga mengunjungi makam Raja Haji Fisabilillah, Balai Adat, bekas rumah Raja Daud, dan Balai Maklumat.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon pun menunaikan salat zuhur berjamaah di Masjid Sultan Riau Penyengat, salah satu masjid bersejarah di Indonesia.

Fadli Zon menekankan Pulau Penyengat merupakan kawasan cagar budaya nasional yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah bangsa, khususnya dalam pengembangan bahasa persatuan.

"Dari pulau ini lahir sumbangsih besar dalam perjalanan bahasa Melayu yang kemudian menjadi dasar bahasa Indonesia. Bahasa ini secara resmi ditetapkan sebagai bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928, sebuah tonggak penting dalam sejarah bangsa," ujar Fadli Zon.

Menurutnya, Pulau Penyengat layak disebut sebagai 'ground zero' Bahasa Indonesia, karena dari tempat inilah bahasa yang menyatukan bangsa mulai berkembang pesat.

"Pulau Penyengat adalah saksi sejarah bahwa bahasa Indonesia lahir dari bahasa Melayu yang berkembang di kawasan ini. Tanpa bahasa Indonesia, persatuan bangsa mungkin tidak akan sekuat saat ini," tegasnya.

Pada malam harinya, Menteri Fadli Zon dijadwalkan membuka Festival Ramadhan Fair di pelataran Tugu Sirih, Tepilaut, Tanjungpinang, sebelum melaksanakan Salat Tarawih berjamaah di Masjid Al-Uswah, Km IX Tanjungpinang Timur.

Kunjungan ini semakin menegaskan bahwa Pulau Penyengat memiliki nilai sejarah dan budaya yang harus terus dilestarikan sebagai warisan bangsa.

Editor: Gokli