Lapas Narkotika Tanjungpinang Ubah Lahan Kosong Jadi Sentra Budidaya Sawi dan Kangkung
Oleh : Devi Handiani
Jum\'at | 22-11-2024 | 11:04 WIB
lapas-narko-tpi.jpg
Lapas Narkotika Tanjungpinang memanfaatkan lahan kosong untuk membudidayakan sawi dan kangkung. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Lapas Narkotika Tanjungpinang mengambil langkah inovatif mendukung program ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan lahan kosong untuk membudidayakan sawi dan kangkung.

Program ini, yang dilaksanakan pada Kamis (21/11/2024), menjadi bagian dari inisiatif Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk meningkatkan produktivitas di sektor pemasyarakatan.

Selain berkontribusi terhadap ketahanan pangan, budidaya ini juga menjadi sarana pemberdayaan bagi warga binaan. Para narapidana diajarkan teknik bercocok tanam untuk membekali mereka dengan keterampilan baru yang bermanfaat saat kembali ke masyarakat.

Lahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan kini disulap menjadi area hijau subur. Tanaman sawi dan kangkung tumbuh dengan baik, memberikan harapan hasil panen yang memuaskan. Jika tidak ada kendala, panen perdana dijadwalkan akan dilakukan dalam waktu dekat.

Kepala Lapas Narkotika Tanjungpinang, Bejo, memberikan apresiasi kepada petugas dan warga binaan atas kerja keras mereka. Ia optimistis bahwa program ini dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lain.

"Semoga panen berjalan sesuai harapan. Hasilnya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan internal serta mendukung masyarakat sekitar," ujar Bejo.

Langkah ini menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai ruang produktif yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui program ini, warga binaan diajak untuk lebih mandiri dan aktif berkontribusi, memperkuat peran pemasyarakatan sebagai wadah rehabilitasi.

Keberhasilan budidaya ini diharapkan mampu memotivasi Lapas lain untuk mengembangkan program serupa, sekaligus memperkuat sinergi dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pemberdayaan masyarakat.

Editor: Gokli