Permabuddhi Kepri Rayakan Tri Suci Waisak 2568 TB di Jalan Merdeka Tanjungpinang
Oleh : Devi Handiani
Sabtu | 01-06-2024 | 12:04 WIB
Andri-Pj.jpg
Pj Wali Kota Tanjungpinang, Andri Rizal Siregar, saat menyampaikan kata sambutan dalam perayaan Tri Suci Waisak 2568 TB di Jalan Merdeka Tanjungpinang, Jumat (31/5/2024) malam. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabuddhi) Provinsi Kepri memperingati Tri Suci Waisak 2568 TB/2024 di Jalan Merdeka Tanjungpinang, Jumat (31/5/2025) malam.

Dalam peringatan tersebut, Permabuddhi mengambil tema 'Kesadaran Keberagaman, Jalan Hidup Luhur Harmonis dan Bahagia'. Perayaan ini dihadiri ribuan umat Buddha di Provinsi Kepri.

Pj Wali Kota Tanjungpinang, Andri Rizal Siregar, berkesempatan memperkenalkan diri sebagai kepala daerah yang baru saja dilantik Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Ia pun mengucapkan selamat merayakan Hari Tri Suci Waisak 2568 tahun Buddhis kepada seluruh umat Budha, khususnya yang berada di Tanjungpinang.

"Kesempatan ini juga saya sekaligus memperkenalkan diri sebagai Penjabat Wali Kota Tanjungpinang yang telah dilantik oleh Gubernur Kepri pagi tadi, dengan harapan dukungan, sinergi, kerja sama bersama persatuan umat Buddha untuk membangun Kota Tanjungpinang," ucap Pj Wali Kota Andri.

Andri menambahkan, perayaan Waisak bagi umat Buddha merupakan wujud meneladani Sidharta Buddha Gautama. Di mana, ajarannya mengajak umatnya untuk membangun kedamaian, menjaga alam semesta, memelihara lingkungan serta mengajarkan akan pentingnya akhlak etika dan moral.

Perayaan Hari Tri Suci Waisak merupakan salah satu contoh bagaimana berjalan dengan baik di Kota Tanjungpinang terlebih dalam waktu dekat pesta demokrasi akan berlangsung sehingga dapat berjalan aman dan lancar.

"Mari sama-sama menjaga serta merawat daerah ini, dengan kedamaian dan kesejukan tanpa adanya gejolak yang dapat memecahkan rasa persatuan dan kesatuan," terangnya.

Sementara itu, Ketua PD Permabuddhi Provinsi Kepri, Hengky Suryawan, menerangkan pihaknya setiap tahun selalu berkumpul bersama majelis, ini adalah satu sejarah bagi umat Buddha.

"Walaupun kita beragam etnis, kita harus bersatu, oleh karena itu mari kita jaga bersama, marilah seluruh umat Budha khususnya kita harus bersatu," ucap Hengky.

Sisi lain, Biksu Bhante Ratanajayo menjelaskan dengan keberagaman yang begitu indah ini berkaitan dengan jalan hidup luhur, luhur berarti tinggi atau mulia.

Biksu Bhnate melanjutkan orang mengatakan mereka yang mulia adalah orang yang mampu memuliakan orang lain dan mengasihi orang lain ajaran Sang Buddha penuh dengan cinta kasih. "Oleh karena itu mari kita semua senantiasa mengembangkan Meta dalam bentuk cinta kasih kepada semua makhluk demikian pula di dalam masyarakat apabila kita senantiasa hidup rukun damai dan harmonis maka kebahagiaan dapat kita raih," tuturnya.

Editor: Gokli