Kejati Kepri Bersama Pemko Tanjungpinang Gelar Rapat Koordinasi Terkait Pembuatan KIA
Oleh : Devi Handiani
Rabu | 13-03-2024 | 18:20 WIB
Kajati-Pemko-Tpi1.jpg
Rapat Koordinasi Terkait Pembuatan KIA Kejati Kepri dan Pemko Tanjungpinang. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kajati Kepri Rudi Margono didampingi Asdatun Kejati Kepri E.R Wiranto, Asintel Kejati Kepri Tengku Firdaus, Kajari Tanjungpinang Lanna Wanike Pasaribu, melaksanakan Rapat Koordinasi terkait Percepatan Pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) bersama Sekda Kota Tanjungpinang Zulhidayat dan jajaran Disdukcapil Kota Tanjungpinang, Rabu (13/3/2024).

Pembahasan pada Rapat Koordinasi ini menitikberatkan pada percepatan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) khususnya pada Kota Tanjungpinang. Merujuk pada data yang dimiliki Disdukcapil Kota Tanjungpinang masih terdapat 17.292 jiwa atau 27,6 % anak di Kota Tanjungpinang yang belum memiliki Kartu Identitas Anak (KIA), sehingga diperlukannya dukungan kerjasama dari Kejati Kepri dan Kejari Tanjungpinang melalui Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) guna percepatan program penerbitan KIA ini.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak, tujuan dari KIA adalah untuk melindungi hak konstitusional anak sebagai warga negara Indonesia.

Meskipun secara fungsional sama dengan KTP-el, tetapi KIA tidak memiliki chip seperti KTP-el. KIA memiliki beberapa manfaat diantara lain, (1) melindungi pemenuhan hak anak, (2) menjamin akses sarana umum, (3) menjadi bukti identifikasi diri ketika anak mengalami peristiwa buruk, (4) mencegah terjadinya perdagangan anak, dan (5) memudahkan anak mendapatkan akses pada pelayanan publik seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, perbankan, transportasi, dan imigrasi.

Mengingat banyaknya manfaat dari penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA) untuk kepentingan anak, dari rapat koordinasi ini dilakukan upaya awal pencapaian target penyelesaian Pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) pada bulan Maret tahun 2024 sekitar 1.000 jiwa.

Editor: Yudha