Menteri Kelautan dan Perikanan Berharap 5 Program Ekonomi Biru Terlaksana di Kepri
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-10-2022 | 10:12 WIB
Ekonomi-Biru.jpg
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono di Kampung Madong, Tanjungpinang, Selasa (18/10/2022) sempena Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) yang dimulai tahun 2022 ini. (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan kunjungan kerjanya ke Kepri mengemban misi menyampaikan ke publik dunia, apa yang telah dilakukan bangsa Indonesia untuk menjaga laut.

Menteri Trenggono hadir di Kepri sempena Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) yang dimulai tahun 2022 ini, di mana satu bulan dalam satu tahun nelayan diminta untuk tidak mengambil ikan melainkan mengambil dan mengumpulkan sampah. Untuk kemudian sampah akan dibayar sesuai harga ikan terendah.

"Gernas BCL ini merupakan implementasi salah satu dari lima desain program ekonomi biru oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan," ujar Menteri Trenggono di Kampung Madong, Tanjungpinang, Selasa (18/10/2022), demikian dikutip laman Diskominfo Kepri.

Kampung Madong di Tanjungpinang, terpilih sebagai salah satu dari 14 lokasi pelaksanaan Gernas BCL di seluruh Indonesia mulai 1 sampai dengan 31 Oktober 2022.

Menteri Trenggono memaparkan selain pengelolaan sampah laut melalui Gernas BCL, program ekonomi biru yang digesa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) antara lain perluasan kawasan konservasi tertutup.

Menurut Menteri Trenggono, Indonesia dibagi menjadi 6 zona, di mana Kepri masuk zona 1 sampai ke Laut Natuna. Di setiap zona tersebut didesain 1 kawasan yang tidak boleh diganggu, tidak boleh dilintasi kapal, hingga tidak boleh dilakukan penangkapan ikan, disebut konservasi tertutup.

"Efeknya dari 1 zona akan mampu memproduksi oksigen, menyerap karbon, serta menjadi tempat pemijahan ikan," ungkapnya.

Kemudian program ekonomi biru berikutnya yang dipaparkan Menteri Trenggono adalah penangkapan ikan secara terukur. Menurutnya penangkapan ikan yang tidak diregulasi dengan baik mengakibatkan habisnya biota laut.

Lalu program berikutnya pengembangan budidaya yang menjadi harapan Menteri Trenggono. Ke depan Indonesia harus memiliki komoditi unggulan sebagai hasilnya. Dan terakhir program pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

"Pesisir harus dijaga karena menurut teori 2 mil dari pesisir adalah eksosistem utama dalam penyerapan karbon. Di situ ada mangrove, lumpur tumbuh tenggalam, padang lamun dan terkoneksi pada terumbu karang," kata Menteri Trenggono.

Terakhir Menteri Trenggono berharap dari kelima program ini benar-benar bisa disosialisasikan dan diimplementasikan di Kepri. Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

"Tahun depan jika saya ke sini lagi, maka harapanya sudah ada satu komoditi unggulan dari Kepri," tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Adi Prihantara, menyampaikan terimakasihnya kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan atas pengimplementasian program Ekonomi Biru di Kepri.

"Mudah-mudahan semangat kehidupan maritim di provinsi ini menyejahterakan masyarakat dari laut dapat terwujud," harapnya.

Acara juga disejalankan dengan safety briefing Pengembangan Kampung Ikan Madong dan Sei Nyirih sebagai Kawasan Ekoeduwisata, restocking ikan, Penyerahan 200 Paket Perbekalan Nelayan Melaut dan Penyerahan 2500 Benih Ikan kakap putih.

Menteri Trenggono juga menyempatkan ikut bersama nelayan dalam aksi bersih laut sempena Gernas BCL.

Turut hadir dalam kesempatan itu Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo; Dirjen PSDKP, Laksda TNI Adin Nurawaludin; Anggota DPD RI, Haripinto Tanuwidjaja; Sekjen Kemenhan, Marsda TNI Donny Ermawan Taufanto; Jajaran Forkopimda Kepri; Wali Kota Tanjungpinang, Hj Rahma dan jajaran serta para akademisi.

Editor: Gokli