Deklarasi Kebangsaan, Tunjukan Kepri Itu Kompak
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 06-09-2019 | 11:04 WIB
deklarasi-kompak.jpg
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sekitar 1.500 orang dari berbagai suku dan etnis yang ada di Kepri, bakal menggelar Deklarasi Kebangsaan. Mereka akan mengenakan pakaian adat dari masing-masing daerah.

Mereka juga akan dikukuhkan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). "Deklarasi Kebangsaan ini adalah inisiatif semua suku, sepakat untuk bersatu padu di Kepri. Dari Aceh sampai Papua satu di Kepri, dalam rukun dan damai," ujar Ir Lamidi, Kepala Badan Kesbangpol Kepri, Kamis (5/9/2019), seperti dikutip situs resmi Diskominfo Kepri.

Deklarasi yang akan digelar di Gedung Daerah, Minggu (8/9/2019) tersebut akan diikuti perwakilan lebih dari 30 suku di Indonesia yang ada di Kepri. Serta beberapa etnis lain seperti Tionghoa, Arab dan India yang ada di Kepri.

"Papua juga hadir. Kemaren kita sudah pertemuan dengan tokoh Papua, Insha Allah mereka hadir," tambah Lamidi.

Saat ini ada sekitar 150 keluarga Papua yang tersebar di Kepri. Bahkan ada 15 mahasiswa asal Papua yang sedang menuntut ilmu di Kepri.

Semua suku di Sumatera dan Jawa juga ikut serta. Juga beberapa suku dari Indonesia bagian timur.

Diperkirakan akan hadir sekitar 1500 orang, dengan berpakaian adat dari masing-masing daerah. Juga ikut serta rektor dan direktur perguruan tinggi (PT) yang ada di Bintan dan Tanjungpinang.

Sedangkan perguruan tinggi yang di Batam, akan melakukan deklarasi di perguruan tinggi masing-masing. "Saya bersyukur sekali teman-teman mau menyampaikan Deklarasi Kebangsaan ini. Menunjukan kalau Kepri itu kompak," terang Lamidi.

"Di samping itu akan digelar juga pengukuhan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), oleh Plt Gubernur Kepri. Deklarasi Kebangsaan, Tunjukan Kepri Itu Kompak," terang Lamidi.

Di samping itu akan digelar juga pengukuhan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), oleh Plt Gubernur Kepri.

Editor: Gokli