Doakan Para Korban Pemilu

Puluhan Mahasiswa Shalat Ghaib Depan Kantor KPU Kepri
Oleh : Ismail
Jum\'at | 24-05-2019 | 14:16 WIB
sholat-ghaib1.jpg
Mahasiswa gelar sholat ghaib mendoakan anggota KPPS yang meninggal saat proses pemilu 2019. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Puluhan mahasiswa yang terganung dalam Kesatuan Aksi Mahasiwa Muslim Indonesia (KAMMI) perwakilan wilayah Provinsi Kepulauan Riau menggelar shalat ghaib di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kepri, Jalan Sunario Tanjungpinang, Jumat (24/5/2019).

Shalat ghaib ini dilaksanakan untuk mendoakan ratusan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia akibat kelelahan dan beberapa sebab lain pasca proses pemungutan suara 17 April lalu.

Ketua Komisariat KAMMI Kepri, Baginda Raja Ismail menyebutkan, untuk menunjukkan sikap duka cita terhadap para korban Pemilu ini pihaknya melakukan shalat ghaib dan aundiensi bersama pihak KPU Kepri.

"Ini aksi prihatin kami, sekaligus mendoakan anggota KPPS yang gugur demi menjalankan pesta demokrasi pada 17 April lalu," ungkapnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan melalui dinas kesehatan tiap provinsi mencatat petugas KPPS yang meninggal dunia sebanyak 527 jiwa. Sementara yang sakit sudah mencapai 11.239 orang.

"Bahkan, beberapa diantara korban juga berada di wilayah Provinsi Kepri," tukasnya.

Kejadian ini tentu saja, lanjutnya, harus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Terutama pemerintah dan penyelenggara pemilu agar kedepan tidak terjadi lagi.

Menurut Ismail, sistem pemilu serentak yang baru digelar tahun ini memiliki tingkat kerja dan stres yang cukup tinggi. Dimana, para petugas mesti menghitung ratusan atau bahkan ribuan, mulai dari surat suara presiden-wakil presiden, DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kota atau kabupaten, dan DPD RI.

"Para petugas meninggal karena kelelahan jelas bentuk kegagalan pemerintah mengantisipasi dampak terburuk dari sistem yang mereka buat," katanya.

Untuk memperbaiki persoalan itu, KPU sebagai lembaga tertinggi penyelenggaea Pemilu harus di evaluasi secara menyeluruh mulai dari regulasi, perencanaan, organisasi, rekrutmen, pelatihan, hingga
dukungan dan fasilitas untuk anggota KPPS saat menjalankan tugas.

Oleh karena itu, KAMMI mendesak pemerintah melahirkan pemilu yang lebih baik. Tujuannya, agar tidak muncul kasus yang lebih parah di Pemilu 2024. Membenahi sistem pemilu perlu dilakukan secepatnya. Setelah pemerintahan baru terpilih dan DPR RI sudah mulai membuat agenda, sehingga 2021 bisa lahir aturan baru yang lebih baik.

"Selain itu, rencana pemberian santunan kepada para korban juga harus segera direalisasikan oleh pemerintah," desaknya.

Pelaksanaan shalat ghaib tersebut mendapat penjagaan dari aparat kepolisian yang berjaga. Aksi tersebut pun berjalan damai hingga para mahasiswa membubarkan diri sebelum waktunya ibadah shalat jumat.

Editor: Yudha