Balai Karantina Pertanian Tanjungpinang Ekspor Babi, Karet dan Arang Bernilai Puluhan Miliar
Oleh : Roland Aritonang
Jum\'at | 08-03-2019 | 11:28 WIB
KARANTINA.jpg
Pelepasan ekspor babi, karet dan arang oleh Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian di Tanjungpinang. (Foto: Roland).

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Balai Karantina Pertanian melaksanakan pelepasan ekspor karet sebanyak 1000 ton lebih dengan nilai Rp 19 miliar, babi 2505 ekor dengan Rp 8 miliar dan arang 8,5 ton dengan nilai Rp 127 juta.

Adapun negara tujuan ekspore diantaranya, untuk ekspor karet dengan tujuan Amerika, Korea, Kanada, Cina dan Italia. Sementara itu untuk babi diekspor ke Singapura, dan arang diekspor ke Malaysia.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengatakan, pada hari ini melaksanakan peluncuran program Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa (Agro Gemilang), diantaranya ekspor karet arang dan babi potong dari Tanjungpinang. Pulau Bintan merupakan salah satu pulau terbesar di gugusan pulau kecil di Tanjungpinang.

Pulau Ini terkenal dengan kandungan bauksitnya hingga menjadi incaran negara tetangga. Namun siapa sangka di balik cadangan bauksit pada tanah yang potensi pertanian yang berkualitas ekspor, sehingga bisa menjadi produk andalan dari Tanjungpinang untuk menambah devisa negara.

"Pada pelepasan ekspor karet kali ini PT Pulau Bintan Djaya akan menambahkan karet dengan tujuan Amerika, Korea, Kanada, Cina dan Italia sejumlah 100 lebih atau setara dengan Rp 19 Milyar," ujar Ali usai melakukan pelepasan ekspor di Kantor Balai Karantina Pertanian Tanjungpianng, Jumat (9/3/2019).

Selain itu Ali memaparkan, Karantina Tanjungpinang juga melakukan sertifikasi untuk ekspor babi hasil dari peternakan PT Indo Tirta Suaka yang terletak di Pulau Bulan dengan tujuan ekspor ke Negara Singapura sebesar 2505 ekor dengan nilai Rp 8 Miliar.

"Ekspor keunggulan arang dengan tujuan Malaysia dengan ni?al Rp 127 Juta untuk sekali pengiriman sebesar 8,5 ton," paparnya.

Ia menyebutkan, sertifikasi ini tentunya untuk menjadi bahwa komoditas pertanian aman dan bebas dari OPT/OPTK maupun HPHK sebagai persyaratan lalu lintas media pembawa yang dikehendaki negara tujuan.

Ali menjelaskan, ekspor sayur dan buah-buahan di Kepri saat ini baru mampu menyuplai kebutuhan di pulau Batam. Kepri yang bersebelahan dengan Singapura pasti akan lebih memudahkan dalam hal penjualan ke Singapura yang tidak menghasilkan produk pertanian.

"Ke depan ini akan menjadi terobosan kami agar petani kita semakin sejahtera. Kami siap melakukan pendampingan kepada petani dan calon eksportir, khusus untuk generasi millennial agar dapat ikut andil dalam meningkatkan eksportasi ekspor pertanian," tambahnya.

Menurutnya, pendampingan ini akan dilakukan melalui pembinaan untuk kelompok tani calon pendukung bantuan teknis cara penggabungan petani dilapangan, saat budidaya pembinaan, saat proses ekspor dengan penerapan sanitasi dan kebersihan pengolahan di area.

Ditempat yang sama, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun melalui Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Syamsul Bahrun menyebutkan, sangat antusias mendukung kegiatan ekspor pertanian dari karena posisi daerah yang strategis.

"Kami berpartisipasi di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Pariwisata untuk melakukan promosi pemasaran terhadap pertanian untuk Kepri untuk ekspor, agar petani di Kepri semakin sejahtera," sebutnya.

Editor: Chandra