Pemko Tanjungpinang Anggarkan Rp 400 Juta Untuk Operasional BRT
Oleh : Habibi
Rabu | 07-03-2018 | 16:02 WIB
brt1.jpg
Bus Rapid Transit (BRT) bantuan Kementerian Perhubungan. (Foto: Habibi)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Perhubungan Kota Tanjungpinang, Bambang Hartanto menegaskan bahwa Pemerintah Kota Tanjungpinang akan terus mensupport anggaran untuk operasional Bus Rapid Transit (BRT).

Bus bantuan dari Kementerian Perhubungan tersebut dinyatakan memang bukan untuk mencari profit, melainkan sebagai tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikan fasilitas transportasi yang baik kepada masyarakat.

Jika ingin mencari profit, minimal dalam sehari penumpang BRT harus berjumlah 560 orang, dan untuk saat ini kata Bambang itu tidak mungkin.

"Khusus BRT kita tidak cari keuntungan, tapi menyediakan fasilitas transportasi yang baik untuk masyarakat. Ongkosnya saja Rp 2 ribu untuk pelajar dan Rp 4 ribu untuk umum, mana bisa untung," kata Bambang saat diwawancarai, Rabu (7/3/2018).

Untuk operasional, pada saat launching Desember tahun kemarin, Dishub telah menganggarkan Rp 60 juta per bulan. Pada tahun ini dianggarkan kembali Rp 400 juta untuk satu tahun dengan perhitungan kasar Rp 33,3 juta operasionalnya per bulan.

"Rp 400 juta itu untuk setahun, kita harapkan bisa maksimal ke depan, paling tidak setengah modal kembali," tutur Bambang.

Saat Launching pada akhir Desember 2017 kemarin, dihitung jumlah kursi dalam BRT tersebut ada sebanyak 40, belum termasuk pegangan bagi yang berdiri. Bambang mengatakan, penumpang yang mendominasi adalah dari kalangan mahasiswa, dimana ongkos nya Rp 2 ribu per orang.

Jika dijumlahkan, maka BRT membutuhkan sedikit nya 560 penumpang dari kalangan mahasiswa setiap harinya untuk mendapatkan pendapatan sekitar Rp 33.600.000. Hitung-hitungan kasarnya, jika 560 dibagi jumlah kursi dari BRT maka, supir butuh 14 kali keliling dengan jumlah penumpang yang penuh didalam bus.

Ini merupakan perhitungan jika hanya satu bus yang beroperasi. Sementara yang beroperasi saat ini kata Bambang ada sebanyak 4 bus. Maka jika demikian, setiap bus hanya butuh 4 kali keliling dengan catatan jumlah penumpang penuh terus. Jika ditambah dengan penumpang umum, maka tugas akan berkurang sedikit.

Bambang mengaku, di jam pulang kuliah, memang mahasiswa selalu menggunakan BRT. "Sampai ada yang berdiri kalau jam pulang mahasiswa. Tapi saat hari libur malah sepi," kata Bambang.

Editor: Yudha