Pengembangan Kawasan Tepi Laut dan Teluk Keriting

Nurdin Wacanakan Pembangunan Dam di Teluk Keriting Tanjungpinang
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 17-01-2018 | 18:15 WIB
nurdin-saat-di-bandara-hang-nadim-batam.jpg
Gubernur Provinsi Kepri Nurdin Basirun (Foto: Charles Sitompul)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam proyek Gurindam 12 yang menelan dana Rp530 miliar untuk pembangunan jalan lingkar, penataan tepi laut dan kawasan Teluk Keriting, Gubernur Provinsi Kepri Nurdin Basirun mewacanakan pembangunan Bendungan DAM di kawasan pemukiman padat Teluk Keriting Tanjungpinang tersebut.

Selain menambah objek wisata, Nurdin mengatakana, pembangunan bendungan DAM di kawasan tersebut juga menjadikan kawasan bibir pantai dengan banyak fungsi yang memberikan manfaat bagai masyarakat setempat.

"Kawasan itu, jika air pasang bisa dimanfaatkan anak-anak dan masyarakat untuk berenang. dan saat surut, bisa dijadikan lapangan sepakbola," kata Nurdin di Bandara Hang Nadim Batam, Rabu (17/1/2018).

Namun demikian, Nurdin juga mengingatkan agar kajian pemanfaatan kawasan tepi laut Teluk Keriting tersebut dapat dilakukan dengan matang. Kawasan yang di DAM diharapkan juga bisa dimanfaatkan anak-anak untuk berenang dalam kondisi yang aman, karena dibatasi sehingga tidak lepas ke tengah laut.

"Kita ingin kawasan pemukiman di tepi laut ini bisa hidup kembali dengan memperbaiki segala akses yang ada, selain untuk masyarakat juga dapat menambah daya tarik Kota Tanjungpinang," ujar Nurdin

Rencananya, pemukiman dan lokasi laut di Teluk Keriting akan direvitalisasi. Pemukiman di Teluk Keriting akan dibuat menjadi lebih rapi dan tertata.

"Kosep pembangunan pemukiman Teluk Keriting sedang dalam proses, anggaran sudah disusun dan 2018 akan segera dimulai, sejauh ini untuk warga setempat tidak ada masalah, karena kita bukan mengambil semua lahan namun memperbaharui dan merapikannya," ujar Nurdin.

Selain itu Gubernur juga memberi sejumlah ide, antara lain, penataan letak rumah-rumah dan jalan. Gubernur ingin jalan-jalan setapak menuju ke laut diperbaiki, mengecat ulang rumah warga dan sampan-sampannya, serta mengganti bahan bangunan dari kayu yang rata-rasa sudah mulai lapuk.

Saat pemaparan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang di Jakarta pekan lalu, Nurdin pun juga memaparkan hal yang sama. Ide-ide ini memang sepaham dengan usulam salah seorang konsultan internasional tentang pengembangan Pulau Bintan.

Bagi Nurdin, apapun yang dilakukan, yang paling utama harus mendapatkan manfaatnya adalah masyarakat setempat. Jangan karena pembangunan masyarakat jadi terpinggirkan.

"Pergerakan ekonomi mereka harus semakin terpacu sebagai dampak dari pembangunan yang dilakukan," kata Nurdin.

Editor: Udin