Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masjid di Maroko Ini Mampu terangi Seluruh Desa
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 27-10-2017 | 10:38 WIB
majid-bertenaga-surya.gif Honda-Batam
Panel surya dipasang pada atap Masjid. Masjid hemat energi telah menyediakan pekerjaan untuk warga desa dan menginspirasi mereka untuk membeli lampu LED untuk rumah.(Sumber foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Maroko - Desa Tadmamet hanya berjarak satu jam perjalanan ke arah selatan dari kota Marakesh yang aman di Maroko. Tetapi ini dunia yang terpisah.

Terletak di pegunungan High Atlas, 400 penduduk di sini berjarak 40 kilimeter dari desa terdekat dan menjalani gaya hidup pedesaan yang sederhana.

Hasil panen seperti jelai, kentang dan apel merupakan sumber utama pendapatan penduduk. Sebagian besar orang tidak memiliki mobil. Tidak ada telepon pintar untuk dapat dilihat dan tidak ada koneksi internet. Bahkan akses listrik merupakan sesuatu yang sulit, terutama selama musim dingin.

Tetapi ada cara baru untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Dan berasal dari sebuah sumber yang mungkin tak dapat dipercaya: tempat ibadah di desa, yaitu masjid.

Tahun lalu, Tadmamet menjadi berita: itu menjadi masjid pembangkit listrik tenaga surya pertama di negara itu yang dibangun seadanya.

Atapnya ditutupi dengan panel surya fotovoltaik, yang memproduksi banyak energi, tak hanya menyuplai listrik bagi masjid dan rumah imam yang terletak di sebelahnya, tetapi juga wilayah desa.

"Merupakan masjid dengan energi positif pertama di negara ini," kata Jan-Christoph Kuntze dari Perusahaan Jerman untuk Kerjasama Internasional GIZ, sebuah badan pemerintah Jerman yang mendukung pembuatannya.

Masjid Tadmamet adalah unik, dan membuka jalan bagi masjid lain yang sejenisnya. Masjid ini merupakan bagian dari proyek 'masjid hijau', sebuah inisiatif yang diluncurkan oleh pemerintah Maroko tiga tahun lalu, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan energy untuk bangunan publik yang dimulai dengan 51.000 masjid di negara tersebut.

Di Masjid, penggunaan lampu merupakan yang paling besar menyedot energi, disusul oleh kebutuhan listrik sehari-hari untuk peralatan suara yang digunakan pada saat salat dan vakum alat pembersih.

"Konsumsi energi masjid tidak serumit seperti bangunan lainnya, jadi tempat yang baik untuk memulai," kata Kuntze.

Maroko merupakan sebuah negara Muslim, jadi masjid memiliki peran penting di masyarakat.

Di Tadmamet, masjid juga merupakan satu-satunya bangunan publik di desa. Masjid juga digunakan sebagai ruang belajar mengajar untuk menggantikan gedung sekolah yang butuh diperbaiki.

"Anak-anak sekarang dapat belajar di sini kapan saja karena ada lampu," kata Brahim Idbdslaam, seorang pemimpin asosiasi desa. "Sekolah tidak memiliki lampu".

Taouli Kebira, seorang perempuan yang tinggal di desa dan keluarganya menyumbang lahan yang digunakan untuk masjid baru, masih masih mengingat saat-saat di mana para jemaah salat dengan pencahayaan lilin.

"Jika ada angin, lilin akan padam dan mereka akan melanjutkan salat dalam kegelapan," kata dia.

Masjid juga menerangi jalanan pada malam hari. Sebelumnya, setelah matahari terbenam desa akan menjadi gelap gulita. Dan tengah dilakukan penggunaan listrik untuk memompa air dari sumur irigasi - sesuatu yang dilakukan secara manual pada saat ini.

Masjid Tadmamet dilengkapai dengan sebuah pemanas air yang ditempatkan di sudut atap, menyediakan air panas untuk wudhu sebelum salat. Dan lampur LED yang hemat energi telah dipasang di dalamnya.

"Rumah pribadi tidak memiliki air panas," kata Kuntze. "Saat ini warga desa dapat mandi air panas di kamar mandi di sebelah masjid."

Listrik adalah mahal, jadi Kebira mengatakan bahwa penduduk desa lain ingin menggunakan tenaga surya di rumah mereka. Dan meskipun harga panel PV dan pemanas air tenaga surya turun, namun bagi warga dengan pendapatan rendah seperti di Tadmamet, harga tersebut masih terlalu tinggi untuk kebutuhan pribadi.

Namun, proyek ini membantu penyebaran kesadaran dan penerimaan terhadap energi hijau, dan sejumlah orang bersedia untuk membelinya. Dan manfaat biaya dari tenaga surya dapat terasa dalam jangka panjang: tenaga surya masjid lebih murah dan dirasakan seluruh penduduk desa.

"Tagihan listrik dari masjid yang lama ditanggung oleh anggota komunitas, tetapi saat ini kami tak membayar apapun," kata Idbdslaam.

Proyek ini merupakan bagian dari tujuan yang lebih besar untuk menghasilkan 34% lebih sedikit emisi di Maroko pada 2030 untuk mendukung kesepakatan iklim Paris. Tahun lalu, 100 masjid direnovasi sebagai bagian dari proyek percontohan masjid hijau, termasuk dia masjid besar di Marakesh.

Negara Maroko saat ini bergantung pada energi fosil untuk memenuhi lonjakan kebutuhan energi. Dalam 10 tahun terakhir, permintaan listrik meningkat dua kali lipat, sebagian untuk proyek infrastruktur baru. Dan sekitar 97% kebutuhan minyak, gas dan batu bara harus diimpor.

Namun, dengan lebih dari 3.000 jam sinar matahari per tahun, dan kondisi ideal untuk menghasilkan energy dari angina dan tenaga air di sejumlah wilayah, Maroko bertujuan untuk memproduksi 52% kebutuhan energinya dari energi terbarukan pada 2030 mendatang.

Manfaat dari masjid hijau lebih banyak dibandingkan untuk memasok listrik sebuah desa. Perubahan iklim juga dirasakan oleh warga lokal Tadmamet.

Kekeringan sering terjadi dan kurangnya air untuk mengairi tanaman mereka. "Kami menggunakan air untuk tanaman kami seminggu sekali tetapi sekarang biasanya satu kali dalam sebulan," kata Idbdslaam. "Hasil panen kami menurun".

Dia khawatir situasinya akan memburuk, tetapi teknologi baru yang dipasang di masjid telah memberinya harapan. "Menggunakan energi terbarukan akan membantu," kata dia.

Satu dari tujuan proyek masjid hijau adalah untuk mengedukasi publik mengenai manfaatnya. Program ini menawarkan pelatihan dan menyebarkan informasi di radio untuk menjelaskan bagaimana energi hijau bekerja. Para imam dan ulama menjelaskan bagaimana efisiensi energi dan teknologi hijau dapat berjalan bersama dengan praktik nilai-nilai saling menghormati, menahan diri dan moderasi yang didorong dalam Islam.

"Sangat penting untuk membuat penduduk sadar akan teknologi energi terbarukan dan untuk membuat orang mulai menggunakannya di rumah mereka," kata Kuntze.

Menjadi ramah lingkungan juga harus menciptakan lapangan kerja baru. Orang yang bekerja dalam proyek masjid hijau diajarkan untuk mengaudit energi dan bagaimana memasang dan merawat teknologi yang digunakan.

Di Tadmamet, penduduk desa juga mendapatkan ketrampilan tambahan sejak masjid dibangun dari nol.

Karena sudah ada rencana untuk membangun sebuah masjid baru, maka diajukanlah sebagai uji coba.

"Mitra proyek kami menyarankan untuk membangun masjid yang hemat energi yang sesuai dengan standar modern," kata Kuntze.

Sebagian besar rumah di desa terbuat dari batu dan beton. Tetapi agar tahan terhadap musim panas dan musim dingin yang beku, bangunan terbuat dari bata lumpur dirancang untuk mempertahankan suhu optimal sepanjang tahun, dengan pendekatan bangunan tradisional.

Penduduk Ouaoufdi, yang membantu membangun masjid, telah mendengar tentang teknik itu sebelumnya tetapi tak pernah memiliki kesempatan untuk menerapkannya. Dan meski dia memiliki pengalaman membangun, dia mengandalkan intuisi untuk memandu pekerjaannya di masa lalu. Sekarang dia harus mempelajari keterampilan profesional seperti manajemen proyek dan keselamatan.

"Banyak anak-anak muda yang terlibat dalam pembangunan masjid dan sekarang mereka telah memiliki sertifikat" kata Idbdslaam. "Sertifikat itu bagus untuk CV mereka ketika melamar pekerjaa lain.

"Kami sangat bangga dengan masjid kami," kata dia. "Ini merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan."

Sumber: BBC
Editor: Udin