Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rudenim Tanjungpinang Tampung 354 Pencari Suaka dari 7 Negara Timur Tengah
Oleh : Roland Hasudungan Aritonang
Selasa | 10-10-2017 | 18:50 WIB
tinjau-imigran-gigolo1.gif Honda-Batam
Kabid Penempatan Keamanan Pemulangan dan Deportasi (PKDP) Rudenim Tanjungpinang yang didampingi oleh stafnya saat melakukan pemantauan ?ke ruangan isolasi 9 imigran yang berprofesi sebagai gigolo di Kota Batam (Foto: dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang sampai saat ini menampung 354 orang pencari suaka yang berasal dari 7 negara di Timur Tengah.

Kepala Bidang Penempatan Keamanan Pemulangan dan Deportasi (PKDP) Rudenim Tanjungpinang, Agung Asrawinata, mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya menampung 354 orang yang masih berstatus pencari suaka dari 7 negara Timur Tengah.

"Negara asalnya masing-masing Afganistan, Irak, Iran, Sudan, Somalia, Yaman dan Pakistan," ujar Agung.

Agung memaparkan, adapun jumlah dari masing-masing negara tersebut antara lain, Afganistan sebanyak 211 orang, Irak sebanyak 2 orang, Iran sebanyak 1 orang, Sudan sebanyak 72 orang, Somalia sebanyak 58 orang, Yaman sebanyak 3 orang dan Pakistan sebanyak 2 orang.

"Dari data tersebut maka pencari suaka yang ditampung oleh kita, itu kebanyakan berasal dari Afganistan," katanya.

Sementara itu, tekait pemulangan ke negara ketiga terhadap pencari suaka ini, pihaknya tidak berhak, sebelum pihak IOM telah menyetujuinya. Jika belum ada surat dari IOM katanya lagi, maka pihaknya tidak dapat memulangkan pencari suaka ini ke negara ketiga.

Menurutnya, pencari suaka yang sudah berkeluarga atau memiliki anak kecil, penempatan itu berbeda dengan pencari suaka lainnya yang ditempatkan di Imigrasi Kelas I Tanjungpinang. Hal ini bertujuan agar tidak merusak jiwa anak-anak tersebut.

"Jika kita gambungkan dengan pencari suaka lainnya, maka dapat merusak jiwa anak-anak itu," jelasnya.

Selain mendapatkan tempat tinggal khusus, pencari suaka yang memiliki anak atau telah berkeluarga, pihaknya melalui IOM juga memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka, seperti program belajar mengajar.

"Pendidikan khusus kita berikan juga melalui IOM, seperti program-program untuk belajar mengajar untuk anak-anak mereka," pungkasnya.

Editor: Udin