Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bupati Lingga Undang Langsung Wapres JK Hadiri Tamadun Melayu
Oleh : Nurjali
Sabtu | 30-09-2017 | 08:12 WIB
wello_dan_jk.jpg Honda-Batam
Bupati Lingga Alias Wello saat menemui Wakil Presiden RI dan Wakapolri di Jakarta. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Bupati Lingga Alias Wello menemui Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, untuk mengundang wakil presiden dalam perhelatan akbar, Tamadun Melayu yang akan digelar pada bulan November tahun ini di Ibukota Kabupaten Lingga. Tamadun Melayu itu akan melibatkan sejumlah negara-negara Asia dan Eropa yang memilki trah Melayu.

"Wakil Presiden tadi menyampaikan, akan menyesuaikan jadwalnya dengan Protokeler, dan berencana hadir, kita doakan saja," ujar Konsultan Bupati Lingga Ady Pawennari yang mendampingi Bupati saat dihubungi, Jumat (29/9/17)

Acara yang akan dihelat perdana di Provinsi Kepri sebagai Bunda tanah Melayu, khususnya Kabupaten Lingga sebagai tuan rumah ini, akan mengundang beberapa Negara serumpun melayu diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja sampai Madagaskar.

Bupati Lingga Alias Wello yang juga didampingi Owners Takke Group, Laurence M. Takke itu berlangsung penuh kekeluargaan.

Selain menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla Bupati Lingga Alias Wello bersama rombongan juga menemui Wakapolri Komjen Syafruddin, untuk membicarakan beberapa hal terkait keamanan dan pengamanan di Kabupaten lingga khususnya yang saat ini sedang menjadi program prioritas Bupati Lingga di bidang pangan.

"Bupati juga sempat, menyampaikan pertemuannya dengan Wakil Presiden dan Wakaporli siap untuk memberikan pengamanan orang nomor dua RI itu, jika jadi ke Lingga," jelas Adi Pawennari.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Lingga H Muhammad Ishak menjelaskan, kegiatan akbar ini bertujuan mengumpulkan para tokoh melayu dan budayawan antar bangsa serumpun di kabupaten berjuluk "Negeri Bunda Tanah Melayu" tersebut.

Perhelatan ini sekaligus disejalankan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Lingga pada bulan November mendatang. Di dalamnya bakal ada perbincangan Melayu antar bangsa.

"Tahap tahap awal kita mulai persiapan. Pada awalnya ini kegiatan daerah. Kita bicara juga dengan tokoh senior seperti Said Parman, Said Barakbah, Pak Abdul Malik yang sudah sekelas dunia," kata Ishak, Senin (18/9).

Dikatakan pada perbincangan untuk Tamadun Melayu yakni kebesaran-kebesaran Melayu yang dibuat oleh Sultan Mahmud Riayat Syah (SMRS). Bagaimana SMRS dari Bintan ke Lingga dengan serba kekurangan dan tekanan dari penjajah bisa berkomunikasi dengan bangsa lain. Baik itu dalam urusan perdagangannya dengan Rafles.

“Tapi intinya kondisi saat ini lebih hebat dari zaman dahulu. Ketika zaman Sultan Mahmud, bisa komunikasi ke negara lain. Apalagi di zaman kita yang sudah maju seperti ini. Lingga punya sejarah itu,” terang Ishak.

Dampak positif dari kegiatan tersebut, lanjut Ishak, bahwa pertama kita mengenal potensi-potensi yang ada. Baik itu objek wisata sejarah budaya yang dikemas sedemikian rupa. Sebagai Bunda Tanah Melayu ini negerinya. Dan setiap tahun orang datang ke ibunya.

“Ada orang lain yang kita libatkan. Membuat konsep ini tidak harus melibatkan semua orang dulu. Semua sisi kita angkat. Kedepan juga ekonomi,” ujarnya.

Dijelaskan Ishak, sebagaimana SMRS dahulunya, dalam tekanan penjajah, tapi bisa membangun semua sisi. Baik itu mengembangkan agama. Untuk, apa yang direncanakan pada kegiatan Tamadun Melayu tersebut dapat bergiliran di tempat lain. Artinya dikeroyok.

“Pak Bupati Berharap, empat tahun sekali. Serumpun Melayu dikeroyok bersama-sama oleh kabupaten kota yang lain. Tujuannya meningkatkan ekonomi negeri-negeri Melayu dan rumpun bisnis Melayu,” imbuhnya.

Pada Tamadun Melayu itu nanti, kata H Ishak, tahap budaya yang dimunculkan terlebih dahulu menyangkut perkembangan bisnis, usahawan saudagar-saudagar Melayu dengan mengemukakan semangat memelihara, mengembangkan budaya, membangun kreatifitas yang harus dikembalikan lagi.

"Budayawan-budayawan mari kita berkordinasi dengan pakar pakar. Karena APBD-P setahun dua tahun persiapan. Kita salut juga dengan pemikiran Pak Bupati dengan segala keterbatasan. Ini bukan pertama dan terakhir. Mungkin tahun depan sempurna. Kita mulai mengenal negeri yang bertamadun," ucap Ishak.

Editor: Dardani