Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Tumpas Teroris ISIS di Marawi, Filipina Gandeng Pemberontak Militan Moro
Oleh : Redaksi
Rabu | 06-09-2017 | 19:26 WIB
ISIS1.jpg Honda-Batam
Asap mengepul dari salah satu sudut kota Marawi yang digempur pasukan Filipina.(TED ALJIBE / AFP )

BATAMTODAY.COM, Manila - Militer Filipina bekerja sama dengan pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF), untuk menumpas kelompok teroris yang berkiblat kepada Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Di tengah desingan peluru artileri, terlihat militer Filipina berbaur dengan ratusan pejuang MILF, menggempur kelompok teroris yang menduduki wilayah Mindanao, di selatan Filipina.

Kerja sama tersebut merupakan taktik terbaru Pemerintah Filipina untuk mencoba memberantas teroris ISIS di Marawi dan sekitarnya.

Hal itu dilakukan, setelah berbulan-bulan terjadi pertempuran yang memakan hampir seribu korban jiwa.

Seperti dikutip AFP, Rabu (6/9/2017), Mayor Jenderal Arnel dela Vega dari Gugus Tugas Bersama Militer Filipina mengatakan, kelompok militan mengambil kesempatan membangun kekuatan, di saat tentara pemerintah terlibat konflik Marawi.

Aliansi dengan MILF ini termasuk memberikan kesempatan para militan melakukan penembakan langsung, dan bahkan dukungan udara, serta keahlian lainnya.

Kendati demikian, menurut Vega, rasa canggung bertempur berdampingan dengan mantan musuh memang terus terjadi.

Pemerintan Filipina mencatat, pemberontakan MILF telah menewaskan lebih dari 100.000 orang.

Kelompok tersebut menandatangani sebuah perjanjian damai pada tahun 2014, namun tidak akan melucuti senjata sebelum pemerintah mengeluarkan sebuah undang-undang.

Undang-undang itu menyangkut pengaturan tentang pemberian otonomi untuk wilayah-wilayah Muslim di negara yang mayoritas berpenduduk Katolik.

Namun, faksi-faksi kecil terus berjuang. Mereka frustrasi dengan masa depan UU yang terus terhambat di Kongres.

Kini, kata Vega, militer menyuplai data intelijen kepada MILF dalam perang melawan sekitar 60 militan yang dipimpin oleh Esmael Abdulmalik alias Abu Turaifi, mantan pemimpin gerilyawan MILF.

Dia mengatakan, unit pasukan tidak akan bergabung dengan militan MILF karena mereka memiliki taktik operasional dan prosedur yang berbeda dalam konflik tersebut.

Kerja sama ini dimulai pada awal Agustus lalu, di atas lahan rawa liar sekitar 800 kilometer di selatan Manila. "Pada umumnya hasilnya sangat menguntungkan kita," kata Vega.

Seorang wartawan televisi yang bekerja untuk AFP melihat dua helikopter militer menembaki posisi faksi militan tersebut.

Sementara sebuah van polisi mengumpulkan militan MILF tewas dan terluka di dekat kota pertanian Datu Salibo, Selasa kemarin.

Vega mengatakan, kesepakatan kerja sama ini adalah situasi "win-win" baik untuk pemerintah maupun MILF.

Konflik di Marawi telah menyebabkan hampir seribu orang tewas, namun beberapa belasan orang bersenjata terus melawan dan masih menahan sandera.

Sumber: AFP
Editor: Udin