Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Al-Baghdadi, Gembong Teroris ISIS Diduga Masih Hidup
Oleh : Redaksi
Sabtu | 02-09-2017 | 18:02 WIB
Al-Baghdadi-pemimpin-ISIS.gif Honda-Batam
Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi di sebuah masjid di kota Mosul, Irak, 5 Juli 2014(Reuters)

BATAMTODAY.COM, Irak - Gembong gerombolan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi, kemungkinan masih hidup.

Dugaan itu dituturkan perwira senior militer Amerika Serikat, Jenderal Stephen Townsend, kepada wartawan.

Pernyataan ini sekaligus menepis keyakinan Rusia yang menyebutkan Al-Baghdadi sudah tewas dalam serangan di Suriah Mei lalu.

"Saluran-saluran intelijen menyiratkan Al-Baghdadi masih hidup. Kami terus memburunya, saya kira dia masih hidup," kata Jenderal Townsend.

Menurut Townsend, Al-Baghdadi diyakini bersembunyi di daerah pedalaman, di perbatasan antara Irak dan Suriah.

Panglima pasukan koalisi anti-ISIS ini menjelaskan, Al-Baghdadi meninggalkan daerah kekuasaan ISIS karena kawasan tersebut menjadi sasaran serangan dalam beberapa waktu terakhir.

Kota Mosul di Irak yang tadinya dikuasai ISIS direbut kembali oleh militer Irak.

Sementara Raqqa yang diklaim sebagai ibu kota kekhalifahan ISIS di Suriah, terus mendapatkan gempuran dari darat.

Di Raqqa diperkirakan terdapat setidaknya 2.000 teroris ISIS. Namun, Al-Baghdadi diyakini tak berada di sana.

"Kawasan terakhir ISIS adalah daerah di Lembah Sungai Eufrat. Ketika kami nanti menemukannya, kami akan langsung membunuhnya."

"Kami tak akan ambil risiko hanya untuk menangkapnya hidup-hidup," kata Townsend.

Sempat diyakini, Al-Baghdadi berada di Mosul sebelum kota ini digempur mulai Oktober 2016.

Selama itu, dia hanya sekali tampil di depan umum, yaitu pada 5 Juli 2014, tak lama setelah milisi ISIS merebut Mosul.

Kemudian, tahun lalu ia mengeluarkan pesan audio.

Namun, Jenderal Townsend mengaku, militer AS tak mengetahui secara persis lokasi Al-Baghdadi saat ini.

Siapa Al-Baghdadi?

Al-Baghdadi diperkirakan lahir di Samarra, di utara Baghdad, pada 1971.

Sejumlah laporan menyebutkan ia adalah ulama yang aktif di masjid di Samarra ketika koalisi pimpinan AS melancarkan invasi pada 2003.

Ada yang mengatakan ia aktif di dalam gerakan Islam militan, ketika Saddam Hussein berkuasa.

Informasi lain menyebutkan, ia mengadopsi paham radikal saat ditahan di Kamp Bucca, fasilitas penahanan AS di Irak selatan yang banyak dihuni oleh komandan-komandan al-Qaida.

Ia adalah pemimpin kelompok di tubuh al-Qaida yang kemudian berubah nama menjadi ISIS pada 2010.

Pada Oktober 2011, Washington secara resmi menyatakannya sebagai teroris dan menawarkan hadiah 25 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa menyediakan informasi yang berujung pada kematian atau penangkapan Al-Baghdadi.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Udin