Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Alasan Investor Australia Ragu Tanam Modal di Indonesia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-08-2017 | 19:03 WIB
kongkow.gif Honda-Batam
Suasana acara Indonesia-Australia Business Networking Dinner di King George Square Brisbane, Australia, Jumat (18/8/2017).(Sumber foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Brisbane - Banyak pengusaha Australia yang masih ragu untuk berinvestasi di Indonesia. Itu diungkapkan Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Negara Bagian New South Wales, Queensland, dan South Australia Yayan GH Mulyana.

Menurut Yayan, investasi yang masuk dari Australia relatif masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara seperti China, Singapura, Amerika Serikat, atau Jepang.

Yayan mengemukakan, karakter investor Australia sangat sensitif terhadap stabilitas dan ketidakpastian regulasi di suatu negara.

"Setiap kami tanya, apa yang menjadi kendala paling besar dalam melakukan usaha di Indonesia, jawabannya hampir sama semua, yaitu uncertainty (ketidakpastian) dan inkonsistensi dalam regulasi," kata Yayan saat ditemui di acara Indonesia-Australia Business Networking Dinner di Brisbane, Australia, Jum'at (18/8/2017).

Meski demikian, kata dia, KJRI selaku perwakilan pemerintah RI di Australia terus meyakinkan para pengusaha Negeri Kanguru itu untuk berinvestasi di Indonesia.

"Mereka sudah mulai memahami bahwa kita sudah melakukan banyak hal untuk menjamin ketiadaan ketidakpastian dan menjamin konsistensi dalam regulasi," ujar Yayan.

Yayan mengatakan, para pengusaha Australia tersebut mulai sadar bahwa Indonesia sudah berubah ke arah yang lebih positif.

KJRI berusaha meyakinkan mereka bahwa kondisi Indonesia sangat stabil, termasuk dari sisi politik.

Mereka menyambut baik adanya kebijakan one stop service center maupun upaya pemerintah RI untuk merampingkan proses pengeluaran izin.

"Investor Australia itu tipenya bukan risk taker, berbeda dengan investor China misalnya. Investor Australia sangat sensitif terhadap stabilitas. Oleh karena itu, kami harus yakinkan terus," kata dia.

KJRI sedang mendorong para investor Australia untuk menanamkan modal dalam pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia. Apalagi, menurut Bank Dunia, Indonesia membutuhkan 500 miliar dollar Amerika Serikat untuk membiayai proyek infrastruktur.

"Mereka sudah banyak yang melirik dan membicarakan untuk melihat kemungkinan investasi," ujar dia.

Yayan menghadiri Indonesia-Australia Business Networking Dinner acara yang diinisiasi komunitas Synergy Indonesia-Australia. Acara tersebut merupakan rangkaian dari Festival Indonesia atau Indoz di Brisbane.

Menurut Yayan, makan malam ini menjadi salah satu momen untuk menampilkan Indonesia sehingga memberikan kesan positif bagi masyarakat Australia.

"Dan juga mendorong ketertarikan masyarakat Australia, tidak hanya mengenal Indonesia, tetapi juga mempelajari Indonesia," ujar dia.

Sementara itu, salah seorang Koordinator Synergy Indonesia-Australia Andri Rusbawono menuturkan, acara tersebut bertujuan memperkuat networking kedua negara.

"Banyak sekali orang Australia yang tertarik dengan Indonesia, dan ini adalah ajang untuk memperdalam ketertarikan itu," kata Andri.

Acara tersebut dihadiri 160 orang, yang terdiri dari pengusaha, praktisi pendidikan dan perwakilan pemerintah.

Rangkaian acara Indoz juga menampilkan live music dan 15 stan untuk memperkenalkan Indonesia. Kebanyakan stan yang menjajakan makanan khas Indonesia.

Sumber: Kompas.com
Editor: Udin