Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Drama Kolosal Perjuangan Raja Haji Fisabilillah Isi Upacara HUT RI ke-72 di Kota Batam
Oleh : Romi Chandra
Jum\'at | 18-08-2017 | 15:02 WIB
Drama-kolosal-Batam1.gif Honda-Batam
Perjuangan Raja H Fisabilillah melawan kolonial Belanda. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia, bukanlah sebuah pemberian, namun perjuangan para terdahulu dengan tumpah darah. Tidak terlepas juga untuk wilayah Kepri, seperti perjuangan Pahlawan Raja Haji Fisabilillah melawan kolonial Belanda.

Perjuangan Raja Haji Fisabilillah yang Dipertuan Riau IV atau Raja Haji Marhum Ketapang memerintah di kerajaan Melayu mulai dari tahun 1777 sampai 1784. Ia menjadi figur legendaris dalam perjuangan kerajaan Melayu.

Mempunyai sifat tegas, keras, berani dan cakap mengatur pemerintahan dan ekonomi dan merupakan seorang ahli pula dalam siasat perang laut, akibatnya selama Raja H Fisabilillah mengatur pemerintahan di Riau kekuasaan Raja Haji semakin bertambah luas dan sangat berpengaruh.

Akan tetapi pengaruh Raja Haji yang semakin besar di Riau hingga ke Pahang dan Johor dirasakan, sangat mengancam kekuasan Belanda di Malaka. Belanda merasa tidak aman dan takut sewaktu-waktu Raja Haji akan menyerang langsung ke Malaka.

Untuk menghindarkan ancaman dari Raja Haji, maka Belanda membuat suatu siasat mendekati Raja Haji secara bersahabat dengan cara membuat perjanjian antara Belanda dengan Raja Haji. Oleh Gubernur Belanda di Malaka, dikirimkanlah seorang utusan kepercayaannya bernama Jacob Pieter Van Braam ahli strategi perang laut yang terkenal dengan nama julukan Raja Laut.

Mereka datang dengan kapal Malakas Wel Faren. Dari hasil pertemuan tersebut, lahirlah suatu perjanjian 1780, yaitu mengenai persahabatan dan keamanan bersama antara kerajaan Riau yang terdiri dari 12 pasal. Kedua pihak berjanji akan melaksanakn perjanjian tersebut. Akan tetapi tidak pernah menjadi kenyataan. Dan pihak Belandalah yang mengingkari berjanjian yang telah dibuatnya.

Pada tanggal 18 Juni 1783 kapal, Belanda memasuki perairan Riau. Namun mereka terkejut menyaksikan persiapan pertahanan yang sudah dibuat sempurna lengkap dengan meriam pelindung dan benteng pertahanan. Pertempuran terjadi hampir setiap hari antara kubu Raja Haji dan VOC. Dengan strategi perang, Raja Haji melakukan serangan besar yang dapat memukul mundur kapal Belanda dari medan pertempuran.

Setelah beberapa saat Belanda mengirimkan utusan untuk melakukan perjanjian kedua, namun kembali dilanggar Belanda, sehingga perang berikutnya berkecamuk. Pertempuran sengit yang berhasil ditumpas habis oleh Raja Haji dan meraih kemenemngan dengan gemilang.

Namun petaka tidak dapat ditolak ketika riuh gempita kemenangan malang tidak dapat ditolak, sebuah peluru meriam Belanda menembur dada Raja Haji. Raja Haji gugur di medan perang, namun belau berhasil memberikan kemenngan bagi kerajaan Riau dan berhasil memukul mundur penjajah dari tanah air.

Perjuangan ini diperagakan dalam drama kolosal yang mengisi Upacara Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun RI ke-72 di Lapangan Engku Putri, Batam Center, Kota Batam, Kamis (17/8/2017) kemarin.

Prajurit Pangkalan TNI Angkatan Laut Batam berperan serta dalam sosiodrama (drama kolosal) sebagai pahlawan Kepulauan Riau yang berjuang membebaskan wilayah Kepri dari penjajahan Kolonial Belanda. Pelaksanaan sosiodrama Lanal Batam dibawah koordinator Paspotmar Lanal Batam Mayor Laut (PM) Syarifuddin.

Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (P) Ivong Wicaksono Wibowo menyampaikan, bahwa dengan penampilan drama kolosal kepahlawanan pejuang di Kepulauan Riau, diharapkan dapat membangkitkan semangat dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah dengan segenap jiwa raganya berjuang mempertahankan tanah airnya.

"Ini juga menjadi suatu kebanggaan untuk kita, karena bisa ikut serta memerankan bagaimana perjuangan yang dilakukan untuk mengusir penjajah. Diharapkan masuarakat Kepri bisa menghargai perjuangan para pahlawan dan bisa menjadikan Kepri dan Batam khususnya lebih baik," ungkap Ivong, melalui rilisnya, Jumat (18/8/2017).

Selain pihak Lanal, pemeran dalam drama kolosal itu, berasal dari prajurit Yonif Raider Khusus 136/TS, PPM kota Batam, Pemain dari Teater Bumi Batam serta personel dari FKPI Batam.

Editor: Yudha