Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gerakkan Ekonomi Kepri, Kadin Minta Pengusaha Turunkan Sewa dan Tarif
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 11-08-2017 | 08:00 WIB
ketua_kadin_kepri_makruf.jpg Honda-Batam
Makruf Maulana Ketua Kadin Kepri bersama dengan Kapolda Kepri Irjen Sam Budigusdian. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri, Ahmad Maruf Maulana, menghimbau para stakeholder di Provinsi Kepri agar menurunkan sewa pada usaha yang dikelola masing-masing.

Himbauan itu dimaksudkan untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Kepri yang menurun drastis bahkan masuk dalam urutan 33 dari 34 provinsi di Indonesia.

Sebagaimana data yang dirilis BPS, Ekonomi Kepri triwulan pertama 2017 hanya tumbuh 2,02 persen menempatkan Kepri urutan terendah kedua di Indonesia, bahkan jika dibandingkan dengan seluruh provinsi di Sumatera, Kepri merupakan terendah pertama.

Salah satu langkah mengembalikan pertumbuhan ekonomi Kepri adalah semua pihak bekerjasama menurunka sewa atau memberikan diskon minimal dalam satu tahun kedepan.

Pengelola Mall, hotel, jasa transportasi darat, laut dan udara, kawasan industri, industri pariwisata, sampai biro jasa agar menurunkan tarif sewa agar para pengusaha bisa terusberusaha dan ekonomi kembali berjalan normal.

”Kadin menghimbau semua stakeholder agar menurunkan sewa agar para tenant tidak tutup,” himbau Maulana.

Ketua Kadin meminta partisipasi semua pihak agar pada kondisi sulit ini semua pihak berpartisipasi.

Tahun-tahun sebelumnya tentu peng usaha sudah pernah menikmati keuntungan dari kondisi ekonomi yang tumbuh tinggi, saat ini waktunya membalas dengan memberikan diskon atau sewa murah agar ekonomi pulih.

Menurut Ketua Kadin, disaat siituasi sulit saat ini, kebijakan menaikkan sewa tidaklah tepat, tetapi lebi h baik menurunkan sewa atau memberikan diskon.

”Kadin meminta agar komponen sewanya saja yang diturunkan, para stakeholder saya yakinsiap membantu agar roda ekonomi berputar lagi,” terang Maulana.

Target yang ingin dicapai dengan penurunan sewa menurut Maulana adalah menjaga agar pelaku usaha tetap eksis minimal bisa menutup biaya operasional sehingga tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.

”Sekarang biarlah pengusaha yang berinisiatif membantu pemulihan ekonomi, kita harap Pemerntah provinsi dan Pemerintah Kota Batam juga menciptakan terobosan untuk bahu membahu mengatasi kesulitan ekonomi Warta Kepri saatini,” pinta Maulana.

Maulana menyampaikan keprihatinannya atas kondisi ekonomi saatini, sejumlah tenant di mall atau hotel sampai kawasan industri, galangan kapal dan usaha jasa mulaitutupkarena tidak mampu membayar sewa disatusisi omset semakin menurun atau order yang terus berkurang.

Daya beli konsumen juga makin menurun. Kondisi ekonomi Kepri saat ini menjadi isu yang hangat dibahas kalangan pengusaha, bahkan masalahini menjadi salah satu bahasan serius para pengusaha pada Rapat Pimpinan Kadin Kepri yang akan digelar 28 Agustus 2017 di Karimun.

”Para rapim kadin kita akan minta masukan dan solusi dari para pengusaha agar segera bangkit kembali,” paparnya.

Pengalaman diberbagai negara menurut Maulana, ketika terjadi krisis ekonomi, maka berbagai fasilitas dan kemudahan diberikan kepada pelaku usaha agar tetap bisa eksis, bahkan di Amerika Serikat saja ketika perusahaan terancam bangkrut beberapa tahun lalu, pemerintah Amerika memberikan bailout.

Tujuannya hanya satu, agar jangan sampaitutup, karena jika terjadi penutupan, dampak nyamakin lebih luas.

Tentu saja Kepri tidak perlus ampai sebesaritu keterlibatan pemerintah, palingt idak menjaga kondisi ekonomi tetapk ondusif, termasuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dunia usaha agar dalam jangka tidak terlalu lama, bisa mengembalikan angka pertumbuhan ekonomi Kepri diatas 7 persen.

Penurunan ekonomi Kepri tidak boleh dibiarkan, pertumbuhan warta Kepri menurut Maulana sudah selayaknya lebih tinggi dariprovinsi lain karena di Kepri ada berbagai fasilitas yang tidak diperoleh daerah lain, misalnya fasilitas FTZ yang diperoleh daerah Batam, Bintan dan Karimun.

“Para pengelola kawasan FTZ harus berpikir lebih keras, agar tidak fokus pada kenaikan tarif tetapi memberikan isentif bagi dunia usaha agar bisa bergairah kembali,” ujarnya.

Adalah hal yang sangat menyediakan kata Maualana, ketika punya banyak fasilitas, punya letak geografis yang strategis, tetapi justru ekonominya tumbuh rendah.

BP Batam sebagai pemegang kendali utama pembangunan ekonomi dan industri harus berpikir keras agar ekonomi Batam bisa berkembang, bukan sebalik nya malah sibuk dengan aturan-aturan baru yang

sering kontradiktif dengan kebutuhan dunia usaha saat ini. beberpaa contohnya ta menurut Maulana adalah justru kenaikan tarif UWTO, sewa jasa pelabuhan dan bandara.

”Keputusan seperti itu justru tidak mendukung kebangkitan ekonomi Batam,” tegasnya.

Oleh karena itu, BP dinilai punya andil atas kondisi ekonomi saat ini. “BP harus ikut bertanggung jawab atas kondisi ekonomi saat ini,” ujar Maulana.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kadin juga menilai langkah yang dilakukan Pemko Batam seperti pelebaran jalan juga sudah baik dalam rangka mempercantik wajah kota Batam sekaligus untuk menambah daya tarik wisata. Akan tetapi Pemko diminta jangan melupakan UKM yang menjadi korban pelebaran jalan.

”Pelebaran jalan Kadindukung, tetapi jangan melupakan para pelaku UKM yang kena dampak pelebaran jalan, merekaharus didukung agar terus beraktivitas,” pinta Maulana.

Ketika industri mengalami stagnasi bahkan ada penurunan, industri pariwisata sampai jasa kuliner harus didorong berkembang sehingga eknomi kerakyatan terus bertumbuh.

Editor: Dardani