Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terkait Tenggelamnya Wisatawan Asal India, Presdir Resort Mutiara Beach Merasa Gagal Kelola Resortnya
Oleh : Syajarul Rusydy
Kamis | 10-08-2017 | 19:14 WIB
Korban-tenggelam.gif Honda-Batam
Korban saat di RSUP Tanjungpinang (Foto: Syajarul Rusydy)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Presiden Direktur Resort Mutiara Beach, Marck, merasa gagal mengelola dan memimpin resortnya akibat tidak tertolongnya nyawa wisatawan asal India yang tenggelam di Resort Mutiara Beach, meski dirinya sudah malakukan pertolongan secara maksimal dan sesuai prosedur.

"Saat ditemukan tenggelam, karyawan saya sudah berusaha maksimal dan sesuai prosedur dalam menangani korban. Namun ternyata masih juga gagal menyelamatkan nyawa korban," ungkap Marck saat ditemui di Resort Mutiara Beach, Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kamis (10/8/2017).

Marck kembali menegaskan, pihaknya sudah berupaya memberikan pertolongan maksimal terhadap korban dan sudah sesuai dengan prosedur. Bahkan penjaga pantai yang dimilikinya sudah memiliki sertifikasi dari SAR, sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.

"Penjaga pantai kita sudah memiliki sertifikasi dari SAR, di mana mereka juga sudah diberikan pelatihan khusus jika terjadi hal seperti ini," sebut Marck.

Bahkan saat terjadi peristiwa itu, kata Marck lagi, kedua penjaga pantainya itu dengan sigap memberikan pertolongan. Saat dibawa ke pinggir pantai pun korban masih bernafas dan sempat diberikan pertolongan. salah satunya menekan telapak tangan di bagian tengah dada yang sejajar dengan puting.

"Kita sempat ingin membawa korban dengan mobil pribadi. Namun pihak Puskesmas melarang, karena menurut mereka bisa membahayakan korban. Terpaksa kami harus menunggu Ambulance selama satu jam," tutur Marck.

Setelah mobil Ambulanbe tiba, korban langsung dinaikkan dan dipasangkan alat bantu pernafasan, seperti tabung oksigen. Namun saat diperjalanan yang terbilang jauh, korban pun menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan.

"Tiba di Puskesmas, korban sudah dinyatakan meninggal dunia. Dan langsung dibawa ke RSUP di Tanjungpinang untuk dilakukan visum. Untuk dilakukan otopsi, stri korban menolak dengan memberikan pernyataan tertulis," kata Marck.

Editor: Udin