Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perkembangan Agama di Asteng Dibahas di Jogja
Oleh : Tunggul Naibaho
Kamis | 06-01-2011 | 20:03 WIB

Yogyakarta, batamtoday - Perkembangan agama yang pesat di wilayah Asia Tenggara 15 tahun terakhir ini rupanya mendapat perhatian khusus dari para pakar dunia. Karenanya, sekitar 100 pakar dari berbagai negara berkumpul di Jogyakarta 5 s/d 8 Januari 2011 untuk membahas masalah ini dalam suatu konperensi yang diberi tajuk, "International Conference and Research on the Resurgence of Religions in Southeast Asia, 1997-2011".

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ir Sudjarwadi, MEng, PhD saat membuka pertemuan tersebut mengharapkan, melalui konferensi tersebut UGM dapat memberikan kontribusi dalam usaha memberikan solusi terhadap berbagai isu global termasuk soal konflik kegamanaan.

Sudjarwadi juga mengharapkan, hasil dari konferensi ini mampu memberikan solusi dari berbagai semua isu global.

"Saya mengundang semua peserta untuk bersama memetakan masalah dalam rangka memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan kemanusiaan," katanya.

Ia juga mengapresiasi organisasi yang mendukung kegiatan konferensi ini, antara lain Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS-Yogya), Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM, Prince Alwaleed Bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding (ACMCU) of Georgetown University dan Institute on Culture, Religion and World Affairs (ICRWA) of Boston University.

Dr Bernard Ademirisakota dari University of California, Los Angeles (UCLA) mengatakan, perkembangan keagamaan di Asia Tenggara ternyata mempengaruhi secara signifikan atas kehidupan masyarakat dan bangsa serta negara sangat signifikan.

"Hal itu membuktikan, agama dan masyarat saling mempengaruhi, yakni agama mampu mengubah cara hidup masyarakat, dan sebaliknya, masyarakat pun bisa mengubah cara pandang orang lain terhadap agama. Menurutnya, apa yang terjadi dalam lima belas tahun terakhir ini tidak terlepas dari pengalaman ratusan tahun yang lalu.

Dilain pihak, Direktur ICRS Dr Siti Syamsiyatun menjelaskan, isu-isu keagamaan saat ini muncul deras di berbagai bentuk kehidupan masyarakat, baik dalam bidang politik, ekonomi sosial dan budaya.

Di Indonesia ini dibuktikan dengan lahirnya partai-partai politik berbasis agama, rumah zakat dan perbankan syariah di Indonesia. Di Thailand munculnya idelisme Budhism yang cukup kental mempengaruhi kehidupan masyarakat, ujar Siti Syamsiyatun.

Sementara di Malaysia, sejak runtuhnya "rezim" Mahathir Muhammad muncul Partai Islam yang membawa keterbukaan berdemokrasi. Di Filipina, muncul partai yang berafilisiasi dengan agama Kristen untuk meraih suara dalam pemilu.