Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hardi Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

Indonesia di Ambang Perpecahan Jika Menonjolkan Perbedaan
Oleh : Redaksi
Sabtu | 05-08-2017 | 08:00 WIB
hardi_dpd_kepri.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Anggota MPR RI DR, H. Hardi Selamat Hood M.SI. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota MPR RI DR H. Hardi Selamat Hood MSI mengatakan, meski umur kemerdekaan Indonesia sudah hampir mencapai 72 tahun, namun Indonesia dapat saja terpecah-belah jika berbagai komponen bangsa saling menonjolkan perbedaan berdasarkan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).

Demikian disampaikan anggota MPR RI, Hardi Selamat Hood di hadapan masyarakat dan Pengurus Organisasi masyarakat Garda Nusanatara Sakti (Gatras) Kota Batam beberapa waktu lalu.

"Hari ini saya melihat gejala yang sangat mengkhawatirkan, dimana sebagian dari komponen bangsa yang berbeda Agama, Suku, Ras, Agama dan Antar golongan atau disingkat SARA, mulai ada yang terjebak dalam sikap saling menonjolkan perbedaan sembari menyalahkan orang yang berbeda dengan mereka," ujar Ketua Komite III DPD RI ini.

Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang ada pada diri bangsa Indonesia, kata Hardi Jika dikelola dengan baik dapat menjadi Keunggulan, jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku bangsa atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik.

"Hal ini dapat diartikan jika masing-masing suku bangsa tersebut memiliki tradisi sosial budaya masing-masing, berarti di Indonesia ada dan berkembang bermacam-macam budaya yang memiliki ciri khas masing-masing dan ini adalah kekuatan Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika dibandingkan dengan negara lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi," ujarnya.

Namun, sambung Hardi lagi, jika keberagaman tidak dikelola dengan baik, justru dapat memicu konflik yang berujung pada perpecahan bangsa.

"Kebhinnekaan dapat menjadi tantangan atau ancaman, karena dengan adanya kebhinnekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda pendapat yang pada akhirnya dapat lepas kendali, memiliki rasa kedaerahan atau kesukuan yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa," papar Hardi.

Bagaimana merawat kemajemukan untuk terciptanya iklim yang aman tanpa konflik? Hardi menjelaskan sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memerlukan konsep utama yang dapat menyatukan segala macam perbedaan yang ada.

"Selama ini unsur pemersatu bangsa Indonesia adalah Pancasila yang sekaligus merupakan titik puncak kebudayan dan peradaban Indonesia. Pancasila merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup bernegara," pungkasnya

Editor: Dardani