Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cerita Korban Dana KUR BRI Unit Kijang Hingga jadi Terperiksa
Oleh : Syajarul Rusydy
Selasa | 25-07-2017 | 18:26 WIB
Kantor-BRI-unit-Kijang-728x349.gif Honda-Batam
Kantor unit BRI Kijang (Foto: Syajarul Rusydy)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Uang Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekitar Rp1.314.000.000, diduga telah dikorupsi oleh EY, oknum karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Unit Kijang, Kecamatan Bintan Timur (Bintim), Kepulauan Riau. Warga yang menjadi korban mulai menceritakan modus yang dilakukan calo bank tersebut.

Salah seorang korban yang berinisial AS, warga Barek Betawai, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintim kepada BATAMTODAY.COM menceritakan bahwa dirinya tidak menduga akhirnya ikut-ikutan diperikasa oleh penyidik Reskrim Polres Bintan, tekait dana KUR yang dipinjamnya beberapa bulan lalu.

"Saya tidak tau menau, tiba tiba dapat surat panggilan untuk datang ke Mapolsek Bintim. Guna menjalankan pemerikasaan terkait KUR," beber AS saat ditemui di Kijang, Selasa (25/7/2017).

Sebelumnya, kata AS, dirinya pernah ditawarkan pinjaman dana KUR, dengan persyaratan yang sangat sangat mudah. Hal tersebut justru membuat dia curiga, namun iming-iming sang calo semakin kuat, sehingga AS pun tertarik untuk mendapatkan pinjaman dana KUR itu.

"Ada calo yang datang temuin saya, kemudian dia menawarkan pijaman dengan persyaratan yang sangat mudah. Yakni fotocopy KTP dan KK serta BPKB kendaraan, sudah bisa mendapatkan pinjaman yang terbilang besar," kata AS.

Di saat itu kata AS, dirinya memang memiliki usaha steling atau jenis lemari kaca yang menggunakan bahan almunium, namun ia tidak memiliki BPKB kendaraan untuk dianggunkan.

"Saya memang punya usaha waktu itu, tapi saya tidak punya BPKB, saya bilang kepada si calo itu. Namun si calo justru mengatakan itu masalah gampang, calo akan mengenalkan seseorang kepada saya yang bersedia meminjamkan BPKB-nya, dengan catatan dana KUR-nya dibagi dua dengan pemilik BPKB," papar AS.

Akhirnya AS tertarik mendapatkan kucuran modal KUR itu. Apalagi pinjaman yang dia minta tak besar, hanya Rp5 juta saja. Si calo pun menyanggupi. Beberapa hari kemudian, sang calo datang membawa duit. Nilainya Rp17 juta. AS kaget, kok jadi Rp17 juta, perjanjian awal hanya Rp5 juta.

"Jadi saya tetap dapat Rp5 juta, kemudian sisinya dipakai sama yang memiliki BPKB. Namun saya justru kawatir, takutnya yang punya BPKB malah tidak melunasi, tapi si calo ini tetap yakinkan saya kalau pemilik BPKB akan bantu melunasi," kata AS.

Rasa curiga AS semakin kuat dari sistem KUR yang ditawarkan. Apalagi belakangan AS tahu duit Rp12 juta buat pemilik BPKB ternyata hanya diberikan Rp10 juta saja. Rupanya Rp2 juta masuk kantong si calo atas jasanya mencari nasabah KUR BRI.

"Rupanya mereka ada kesepakatan berdua, si pencari nasabah (pihak ketiga) sama si ibu karyawan Bank (EY). Saya bilang sama mereka, saya gak ikut campur, yang penting saya cuma pinjam Rp5 juta saja dan itu akan saya lunasi," sebut AS.

Dua bulan berjalan, AS rutin membayar iuran kredit ke Bank BRI Unit Kijang. Pada bulan ketiga dan empat, AS tidak lagi membayar ke bank langsung, tapi menitip ke pihak ketiga yang membantu memberikan pinjaman.

"Saya percaya saja kalau duit itu nanti petugas Banknya yang akan masukan ke rekening Bank. Rencananya saya akan membayar sistem titipan pada bulan kelima, namun disertai kuitansi pembayaran sebagai tanda bukti," tutur AS.

Pekan kedua memasuki bulan kelima, mendadak petugas BRI datang ke tempat usaha AS. Dia mempertanyakan tunggakan iuran dua bulan kredit yang belum disetor. AS kaget, sebab dia rutin membayar Rp780 ribu per bulannya.

"Dua bulan saya bayar iuran Rp780 ribu berturut-turut ke Bank langsung. Dua bulannya lagi saya titip sama si petugas yang ngasih saya pinjaman," terang AS.

Petugas bank menolak. AS harus membayar tunggakan iuran kredit bulan. Kepada AS, petugas memberitahu kalau EY, karyawan pemberi kredit KUR pada AS sudah dipecat dari BRI Kijang. Jadi, duit setoran bulan yang dititipkan tidak masuk rekening Bank, sebab yang bersangkutan tidak tercatat lagi sebagai karyawan.

Sementara itu, Kepala Unit Bank BRI Kijang, Damir kepada BATAMTODAY.COM saat dikonfirmasi mengatakan, kasus ini terjadi di saat dirinya belum menjabat di Bank tersebut. Dia mengarahkan jika ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap bisa menemui Kepala Cabang BRI Tanjungpinang, di Tanjungpinang.

"Saya baru ditugaskan di sini, alangkah baiknya kalau langsung temui atasan saya di Kantor Cabang. Karena dia lebih berhak untuk menjawab persoalan ini," sebut Damir saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Unit BRI Kijang, Selasa (25/7/2017).

Editor: Udin