Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Israel Hanya Bolehkan Pria Muslim di Atas 50 Tahun Masuk Masjid Al-Aqsa
Oleh : Redaksi
Sabtu | 22-07-2017 | 18:14 WIB
Masjid-al-aqsa.gif Honda-Batam
Masjid Al-Aqsa di Jerusalem.(Sumber foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Jerusalem – Beberapa jam sebelum aksi protes yang diagendakan warga Palestina, Israel membatasi umat Muslim yang ingin salat di masjid Al-Aqsa, Jerusalem, Jumat (21/7/2017) kemarin.

Polisi Israel tidak mengizinkan pria Muslim berusia di bawah 50 tahun untuk masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa, setelah dua polisi Israel ditembak tiga pria Arab beberapa waktu lalu.

Warga Palestina sedang bersiap melakukan demonstrasi terbaru untuk memprotes langkah-langkah Israel membatasi akses ke tempat suci yang berada di wilayah okupasi di Jerusalem Timur itu.

Aksi protes itu direncanakan hendak digelar usai salat Jumat, sekitar tengah hari waktu setempat, demikian dilaporkan situs berita Al Jazeera.

"Masuk ke kawasan Kota Tua dan Bukit Kuil akan diberikan hanya kepada pria berusia 50 tahun dan lebih. Wanita semua usia diizinkan masuk," kata sebuah pernyataan polisi.

Bukit Kuil adalah sebutan Yahudi untuk kawasan Haram al-Sharif, yang meliputi Al-Aqsa.

Sedikitnya 3.000 polisi Israel dan polisi perbatasan telah dikirim ke kawasan Kota Tua, di mana permukiman warga Arab berada.

Menteri Keamanan Israel mengatakan bahwa polisi Israel akan memutuskan kapan harus mencabut detektor logam dan pintu putar di kompleks Al-Aqsa, yang dipasang minggu lalu.

Pemasangan detektor logam itu telah memicu protes dari warga Palestina yang melihat tindakan tersebut sebagai hukuman kolektif yang merugikan umat Islam.

Detektor logam dipasang di gerbang masuk Al-Aqsa bersamaan dengan dibukanya secara bertahap dua dari sembilan gerbang menuju kawasan pada Minggu (16/7/2017).

Menurut otoritas Israel, pembukaan gerbang atau pintu masuk ke kawasan Bukit Kuil dilakukan secara bertahap karena kerawanan keamanan.

Kawasan itu sempat ditutup setelah ada insiden penembakan dua polisi Israel. Namun, setelah demonstrasi massa dan protes oleh otoritas agama Islam, akhirnya dibuka kembali secara bertahap.

Penembakan dua polisi Israel terjadi pada Jumat (14/7/2017) oleh tiga pria keturunan Arab. Kemudian pelaku dibunuh oleh pasukan keamanan.

Sumber: Al Jazeera
Editor: Udin