Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wanita Australia Tewas Ditembak Polisi, Kepala Polisi Minneapolis Mundur
Oleh : Redaksi
Sabtu | 22-07-2017 | 17:14 WIB
unjuk-rasa-di-AS.gif Honda-Batam
Ratusan warga kota Minnesota, AS melakukan unjuk rasa terkait tewasnya warga bernama Justine Hammond (40) di tangan seorang petugas polisi.(Sumber foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Washington DC - Kepala kepolisian Minneapolis, AS Janee Harteau, Jumat (21/7/2017), mengundurkan diri dari jabatannya setelah dikecam terkait penanganan kasus tertembaknya warga Australia Justine Damond.

Usai insiden penembakan yang terjadi pada akhir pekan lalu itu, Harteau baru muncul ke muka publik pada Kamis (20/7/2017). Dia beralasan baru saja berlibur di sebuah lokasi terpencil di pegunungan.

Kemudian wali kota Minneapolis Betsy Hodges meminta sang kepala polisi mengundurkan diri. Permintaan itu kemudian dipenuhi Harteau.

"Saya kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan kepemimpinan kepala kepolisian," kata wali kota Hodges.

"Dari banyak percakapan dengan banyak kalangan di seluruh kota, terutama sepanjang pekan ini, terlihat jelas dia (Harteau) telah kehilangan kepercayaan dari warga Minneapolis," tambah Hodges.

Saat mengumumkan pengunduran dirinya, Harteau mengatakan dia memberikan kesempatan bagi pemimpin baru untuk melakukan lebih banyak hal demi mengembangkan kepolisian.

Tak lama setelah pengunduran diri Harteau, wali kota menunjuk Medaria Arradondo sebagai kepala kepolisian yang baru.

Arradondo, sebelumnya menjabat wakil kepala kepolisian, merupakan "wajah" kepolisian Minneapolis pasca-insiden penembakan terjadi.

Namun, perubahan kepala kepolisian ini belum meredam amarah warga kota. Bahkan, di saat wali kota Hodges memberikan pernyataan pers, para pengunjuk rasa sempat mengambil alih podium sang wali kota.

"Kami tak mau menerima langkah ini. Pergantian ini sekadar kosmetik, kami inginkan perubahan institusional," kata seorang pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa ini mempertanyakan akuntbilitas kepolisian dalam menanangani kasus salah tembak itu.

"Kami tak menginginkanmu sebagai wali kota Minneapolis. Anda tidak efektif sebagai pemimpin," kata pengunjuk rasa lainnya.

Sebelumnya, Justine Damond (40), seorang pelatih meditasi, menghubungi polisi pada Sabtu pekan lalu setelah mendengar suara-suara mencurigakan mirip suara seseorang yang tengah diperkosa.

Petugas Matthew Harrity yang merespon panggilan itu terkejut saat mendengar suara-suara yang demikian kencang.

Tak lama, Justine muncul dan menghampiri mobil polisi yang dikendarai Harrity dan rekannya, Mohamed Noor yang entah mengapa melepaskan tembakan yang kemudian menewaskan Justine.

Biro Urusan Kriminal (BCA) negara bagian Minnesota yang menginvestigasi penembakan itu mengatakan, Noor terus menolak untuk diperiksa.

Namun, para penyidik berhasil menemukan dan mewawancarai seorang saksi mata insiden memilukan itu.

Saksi mata itu tengah bersepeda di dekat lokasi kejadian dan berhenti untuk menyaksikan kedua petugas itu memberikan pertolongan pertama.

Sejauh ini BCA tidak menjelaskan pernyataan yang diberikan saksi tersebut kepada para penyidik.

Sumber: AFP
Editor: Udin