Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dua Pelajar SMK Jadi Korban Hipnotis di Seibeduk
Oleh : Gokli/Dodo
Jum'at | 11-11-2011 | 14:03 WIB
Korban-Hipnotis-didampingi-.gif Honda-Batam

Peni dan Debi, dua korban hipnotis saat bersama Ramses Manurung, kepala sekolah SMK Laksana. (Foto: Gokli)

BATAM, batamtoday - Wanita pelaku hipnotis yang masih bebas berkeliaran kembali memangsa korban dan kali ini dialami dua pelajar SMK, Peni Wiwin alian Peni (15) dan Elisabet Debi alias Debi (15) di daerah Pintu 1 Perumahan Bidaayu, Seibeduk pada Kamis, (10/11/2011).

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 13.30 WIB saat Peni dan Debi pulang sekolah bertemu dengan wanita pelaku hipnotis itu.

"Wanita itu langsung tepuk bahu saya, kemudian dia minta tolong dicarikan keponakannya yang katanya bernama Eko Wahyu," kata Peni yang ditemui di SMK Laksamana, Jumat (11/11/2011).

Setelah bahu Peni dan Debi ditepuk pelaku, dia meminta keduanya supaya menunjukkan tempat nongkrong para pelajar pria sehabis pulang sekolah, dimana menurut wanita pelaku hipnotis tersebut, Eko keponakannya kemungkinan berada di tempat nongkrong tersebut bersama rekan-rekannya yang lain.

"Tante Eca mau cari Eko, soalnya dia sudah lama  menghilang dari rumah," kata Debi menirukan perkataan pelaku.

Tak berselang lama, pelaku yang saat itu mengendarai sepeda motor Supra mengajak kedua korban berkeliling mencari Eko.

"Saya dan Debi ikut aja waktu diajak pelaku. Tapi ada yang aneh mas, awalnya kan kami ada empat orang, karena dua lagi teman saya gak punya HP jadinya ditinggal sama tante Eca itu," terang Peni.

Dengan mengendarai sepeda motor, pelaku memboncengkan Peni dan Debi sampai ke Perumahan Genta 3, Batuaji tepatnya di salah satu rumah besar berwarna kuning yang kata pelaku kepada kedua korban rumah tersebut adalah kediamanya Eko, lalu di samping rumah berwarna kuning itulah rumahnya pelaku.

"Ini rumahnya Eko, kalau yang di samping itu rumah saya," terang Peni menjelaskan perkataan pelaku.

Peni dan Debi disuruh pelaku masuk ke lokasi rumah yang disebutkan sebagai tempat tinggal wanita pelaku hipnotis itu. Disaat Peni dan Debi hendak memasuki rumah itu, pelaku meminta tas kedua korban untuk dia pegang di luar sambil duduk di atas motor.

"Kami disuruh masuk ke rumah, namun tas kami dipegang pelaku," tutur Debi.

Karena merasa sudah mendapat target, wanita pelaku hipnotis itu langsung kabur menggondol tas kedua korbannya, dimana isi tas tersebut dua unit ponsel Nokia milik kedua korban, flashdisk, uang, dan juga perlengkapan sekolah lainnya.

"Saya dan Peni baru sadar, setelah ditinggal pelaku. Akhirnya kami meminta tolong sama warga untuk dibantu ongkos pulang lantaran uang kami sudah dibawa kabur sama perempuan itu," lanjut Debi.

Dari penuturan kedua korban, ciri-ciri pelaku sama dengan pelaku hipnotis yang masih bebas berkeliaran, dimnana bertubuh tambun, umur kira-kira 35 tahu, tinggi sekitar 158 centimer, namun bagian wajah tidak begitu jelas lantaran pelaku saat itu menggunakan helm.

Kepala sekolah SMK Laksamana, Ramses Manurung saat dikonfirmasi membenarkan kejadian yang dialami kedua siswanya itu. Namun, belum ada laporan resmi yang dibuat kepada Polisi.

"Saat ini kami hanya bisa membuat himbauan kepada siswa di sekolah ini supaya tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenalnya," kata Ramses.