Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jerman Berniat Jauhi AS dan Inggris dan Merapat ke Perancis
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 30-06-2017 | 19:14 WIB
kanselir-jerman.gif Honda-Batam
Kanselir Jerman Angela Merkel.(Matthias Balk / dpa / AFP )

BATAMTODAY.COM, Berlin - Jerman melakukan reorientasi politik dengan menjauh dari Amerika Serikat dan Inggris, serta merapat ke Perancis.

Kanselir Angela Merkel menegaskan, masa depan Eropa itu dan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di depan parlemen Jerman, Kamis (29/6/2018) waktu setempat.

Jerman dan Perancis akan mengambil alih peranan lebih besar dalam memimpin Uni Eropa. Eropa juga harus mengambil peran lebih besar di panggung politik global.  

Itulah inti pidato Merkel di depan Parlemen Jerman Bundestag. Ia mengawali pidatonya dengan laporan KTT Uni Eropa akhir pekan silam yang mendiskusikan peluang Uni Eropa setelah Brexit atau keluarnya Inggris dari blok Uni Eropa tersebut.

Setelah itu Merkel mengungkapkan bahwa ia secara khusus melakukan pembicaraan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron tentang rencana jangka menengah untuk meningkatkan peranan kedua negara di Uni Eropa dan di zone mata uang Euro.

"Kepentingan Jerman dan Perancis terkoneksi sangat erat," ujar Merkel.

Kanselir Merkel juga menegaskan, prioritas Jerman adalah mempersiapkan masa depan sendiri dalam Uni Eropa, tanpa tergantung pada Brexit.

Dia juga kembali menekankan, dengan memandang pada ketegangan dengan AS di bawah Presiden Donald Trump, Uni Eropa harus mengambil alih lebih banyak tanggung jawab.

"Eropa tidak punya pilihan, selain meningkatkan kesadaran, untuk menentukan sendiri nasibnya," tambah Merkel.

Memandang ke KTT G-20 yang akan digelar di Hamburg pekan depan, Merkel menegaskan pentingnya persatuan Eropa dalam front untuk melawan politik Trump, khususnya terkait kesepakatan perlindungan iklim Paris.

"Sejak AS membatalkan komitmennya dalam kesepakatan perlindungan iklim, kami makin bertekad untuk menyukseskan kesepakatan iklim. Kami juga tidak bisa menunggu hingga dihujat oleh ilmuwan, sebagai orang terakhir di bumi yang bertanggung jawab bagi perubahan iklim," ujar Merkel lebih lanjut.

Ia juga menambahkan, kesepakatan iklim Paris tidak bisa dibatalkan dan tak bisa ditawar lagi. Kanselir Jerman itu juga mengritik tajam cahuvinsme nasional Trump.

"Proteksi ekonomi bukanlah opsi yang tepat karena hal itu merugikan niat baik banyak pihak."

Merkel sekali lagi menegaskan, akan sangat sulit berbicara dengan Trump dalam KTT G-20 di Hamburg dalam tema perang melawan terorisme, proteksionisme, dan perubahan iklim.

Walau begitu, ia menegaskan, KTT G-20 tetap berguna sebagai instrumen bagi perubahan global. "G-20 kini jadi lebih penting dibanding masa sebelumnya," tegas Merkel.

Sumber: Deutsche Welle
Editor: Udin