Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Komentar Terakhir Sang Ayah di Instagram Putrinya 1 Jam Sebelum Teror di Polda Sumut
Oleh : Redaksi
Rabu | 28-06-2017 | 18:14 WIB
teror-do-mapolda-sumut.gif Honda-Batam
Andra Silalahi, keponakan Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging (pegang mik) memberi kata-kata perpisahan pada acara keluarga di rumah duka Jalan Abdul Gani Siregar, Desa Silandit, Kecamatan Padangsidempuan Selatan, Tapanuli Selatan, Senin (26/6/2017) pukul 06.00 pagi. Isak tangis membalut acara, apalagi dia menyinggung tentang pamannya yang memberinya nasihat pada pertemuan keluarga Desember 2016 lalu. (Sumber foto: Tribun-Medan.com)

BATAMTODAY.COM, Padang Sidempuan - Mega Cristin Sigalingging menatap kembali komentar terakhir ayahnya, Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging, di akun Instagram miliknya.

Komentar itu ditulis sekitar satu jam sebelum Martua gugur dalam serangan dua terduga teroris di Mapolda Polda Sumut, Minggu (25/6/2017) dini hari.

Siswi Kelas XII SMA Negeri 3 Padang Sidempuan ini menjelaskan, dua hari sebelumnya, dia mengunggah foto di Instagram dan menuliskan keterangan "Biarkan aku merasakan kuasamu tuhan dan menikmati pemandangan yang indah ini".

Lalu pada Minggu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, dia menuliskan komentar ini.

"Kalau nulis kata Tuhan harus nulis pakai huruf besar, Nang (putriku)," demikian bunyi komentar oleh Martua.

Banyak makna dari tulisan ini yang berkelebat di benak Mega, apalagi setelah ayahnya pergi untuk selamanya.

"Sejam sebelum meninggal, ayah menyampaikan pesan yang kupikir-pikir maknanya sangat dalam," ucapnya di sela menunggu iring-iringan rombongan jenazah ayahnya, Senin (26/6/2017) dini hari.

Lalu, Mega menunjukkan sejumlah percakapan antara dia dan ayahnya di akun Instagram miliknya.

Dia lalu terkenang dengan momen-momen saat dia bersama sang ayah pulang dari Medan ke Padangsidempuan. Biasanya, saat mereka sedang berkumpul di Padang Sidempuan, mereka pergi ke gereja berdua untuk beribadah.

Martua, lanjut Mega, juga selalu berupaya memenuhi permintannya. Tiap kali pulang gereja, ayahnya selalu membelikan makanan kesukaannya.

"Bapak itu sayang kali samaku. Dia selalu bilang supaya kelak aku jadi bidan, supaya bisa ngobati dia. Tapi, nanti tak lagi aku dengar suaranya. Pasti aku nanti teringat-ingat terus," tuturnya.

Menurut Mega, ayahnya sudah tidak pulang kampung selama sebulan karena tugas padat semasa bulan Ramadhan. Seharusnya, sang ayah akan pulang setelah tugas libur Lebaran usai.

Sumber: Tribun Medan
Editor: Udin