Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Permainan Tradisional Belson Masih Terjaga di Desa Toapaya Bintan
Oleh : Syajarul Rusydy
Kamis | 15-06-2017 | 11:04 WIB
belson-01.gif Honda-Batam
Sejumlah anak di Desa Toapoya Bintan terlihat sedang asyik bermain belson. (Foto: Syajarul Rusydy)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Dentuman suara ledakan yang berasal dari belson, nyaris tidak terdengar lagi di Bintan, saat bulan Ramadhan. Biasanya tradisi atau permainan rakyat ini kerab menjadi hiburan anak-anak.

Meski nyaris punah, akan tetapi suara dentuman itu masih bisa didengar dan dinikmati di Bintan. Tepatnya KM 24 Topaya, Kecamatan Toapaya. Saat malam hari, hingga menjelang sahur.

Salah seorang pemain belson, Dani (10) mengatakan bahwa permainan belson atau lebih dikenal meriam ini sudah menjadi agenda tahunan, saat memasuki bulan puasa. Menurut Dani ini adalah permainan turun menurun dari orang-orang sebelumnya.

"Ini memang sudah rutin kita mainkan setiap tahun, kalau udah bulan puasa kami pasti mainkan meriam ini," ungkap Dani, saat ditemuit di KM 24 Topaya, Kamis (15/6/2017).

Cara memainkan meriam ini, menurut Dani cukup mudah, kaleng bekas disusun menyerupai meriah dan diujung tempat penampungan minyak tanah sebagai bahan bakarnya diberikan lubang sebesar jempol untuk menyulutkan api agar terjadi ledakan yang mengeluarkan suara cukup besar dari ujung belson.

"Di panasin dulu minyak dalam tangkinya, setelah itu ditiup supaya asapnya ke luar baru dibakar. Nanti suara ledakannya baru terdengar," papar Dani.

Bocah kelas 4 SD itu mengungkapkan, permainan rakyat ini biasa dimainkan untuk menghibur. Suaranya yang cukup besar menyerupai bom itu bisa membangun orang diperkampungan.

"Suaranya bisa bangunin orang-orang untuk sahur," kata Dani.

Hal senada juga diungkapkan Budi (13), rekanan Dani. Menurutnya, permainan ini sangat asyik dimainkan karena mengadu ketangkasan cara bermain.

"Meriam ini, kita harus pintar. Kalau tidak suaranya gak bisa nyaring," ujar Budi.

Dani, Budi serta Heru, Satria dan Mono merupakan bocah-bocah yang masih tetap melestarikan permainan rakyat yang satu ini. Mereka, terlihat tampak asyik dan tidak mengenal rasa takut saat memainkannya.

Namun mereka sudah tampak ahli memainkannya, bahkan suara meriam yang besar juga bisa membuat suara musik di kawasan lokalisasi kalah besar.

Keseruan mereka mencerminkan kalau di kawasan tersebut masih memiliki dan menyimpan sejuta tradisi terutama permainan rakyat yang mungkin di daerah/kampung lain sudah sirna.

Editor: Gokli